31.6 C
Jakarta
25 November 2024, 16:13 PM WIB

Lombok Marathon, Seleksi Ribuan Pelari Muda

RadarBali.com– Even Lombok Marathon 2018, Minggu pagi (28/1), sukses.

 Buktinya diikuti 1.300 peserta berbayar, dan 2.700 siswa SMA/ SMK se-Kota Mataram digratiskan.

Di balik even ini, memang ada niat mulia. Yakni, menjaring bibit pelari muda. Sehingga, ada ribuan tiket gratis ini.

Hanya memang, sempat terjadi miskomunikasi, lantaran saat runner finish, tak langsung dapat medali.

 Kok bisa? Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Dinas Pariwisata (Dispar) NTB mengklarifikasinya.

 ’’Saya mewakili Pemerintah Provinsi dari Dispar NTB, menyampaikan permohonan maaf. Itu di luar skenario kami. Tidak ada niat dari kami untuk lakukan hal kurang berkenan kepada peserta lari,’’ kata Kepala Dispar NTB Lalu Moh. Faozal, saat jumpa pers, di Mataram, Senin lalu (29/1).

Dijelaskan, ada pembagian tugas Dispar, KONI, dan event organiser (EO).

’’Memang kami bersepakat bahwa, Dispar lakukan persiapan venue dari start hingga finish. Untuk pendaftaran peserta dilakukan KONI. Kami bersama Ketua KONI juga melakukan persiapan di lapangan,’’ paparnya.

Diakui, ada kekurangan even ini. Tetapi, dari segi kualitas pagelaran even lari tersebut tidak kalah dengan daerah lain.

Ketua  KONI NTB Andy Hadianto minta maaf ke masyarakat NTB. Katanya, hal itu akibat keterlambatan datangnya medali dari penyelenggara even.

 Karena itulah, penyelenggara mengambil langkah saat pelari finisher sampai garis finish, sementara diberi kalung yang bisa ditukar medali.

’’Tapi, begitu medali datang sekitar pukul 09.00 WITA dan dibawa ke salah satu tenda oleh staf EO Dunia Lari, semua peserta datang untuk memburu medali, maka ricuhlah,’’ jelasnya.

Apa medalinya kurang? Katanya, sudah disiapkan 2.000 medali untuk empat kategori, sehingga masing-masing ada 500 medali. ’’Sebenarnya hanya tidak sabar peserta ini,’’ timpal Andy.

Baik Faozal dan Andy sepakat untuk  melakukan evaluasi kembali terhadap penyelenggara even serupa.

 Ini mengingat potensi sport tourism Lombok-Sumbawa sangat bagus.

 Karena multiplier effect dari sport tourism tersebut. Baik untuk pergerakan perekonomian di NTB.

 Terutama bagi pelaku dunia pariwisata: perhotelan, kuliner, dan toko oleh-oleh di Lombok-Sumbawa. (dan/djo)

RadarBali.com– Even Lombok Marathon 2018, Minggu pagi (28/1), sukses.

 Buktinya diikuti 1.300 peserta berbayar, dan 2.700 siswa SMA/ SMK se-Kota Mataram digratiskan.

Di balik even ini, memang ada niat mulia. Yakni, menjaring bibit pelari muda. Sehingga, ada ribuan tiket gratis ini.

Hanya memang, sempat terjadi miskomunikasi, lantaran saat runner finish, tak langsung dapat medali.

 Kok bisa? Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Dinas Pariwisata (Dispar) NTB mengklarifikasinya.

 ’’Saya mewakili Pemerintah Provinsi dari Dispar NTB, menyampaikan permohonan maaf. Itu di luar skenario kami. Tidak ada niat dari kami untuk lakukan hal kurang berkenan kepada peserta lari,’’ kata Kepala Dispar NTB Lalu Moh. Faozal, saat jumpa pers, di Mataram, Senin lalu (29/1).

Dijelaskan, ada pembagian tugas Dispar, KONI, dan event organiser (EO).

’’Memang kami bersepakat bahwa, Dispar lakukan persiapan venue dari start hingga finish. Untuk pendaftaran peserta dilakukan KONI. Kami bersama Ketua KONI juga melakukan persiapan di lapangan,’’ paparnya.

Diakui, ada kekurangan even ini. Tetapi, dari segi kualitas pagelaran even lari tersebut tidak kalah dengan daerah lain.

Ketua  KONI NTB Andy Hadianto minta maaf ke masyarakat NTB. Katanya, hal itu akibat keterlambatan datangnya medali dari penyelenggara even.

 Karena itulah, penyelenggara mengambil langkah saat pelari finisher sampai garis finish, sementara diberi kalung yang bisa ditukar medali.

’’Tapi, begitu medali datang sekitar pukul 09.00 WITA dan dibawa ke salah satu tenda oleh staf EO Dunia Lari, semua peserta datang untuk memburu medali, maka ricuhlah,’’ jelasnya.

Apa medalinya kurang? Katanya, sudah disiapkan 2.000 medali untuk empat kategori, sehingga masing-masing ada 500 medali. ’’Sebenarnya hanya tidak sabar peserta ini,’’ timpal Andy.

Baik Faozal dan Andy sepakat untuk  melakukan evaluasi kembali terhadap penyelenggara even serupa.

 Ini mengingat potensi sport tourism Lombok-Sumbawa sangat bagus.

 Karena multiplier effect dari sport tourism tersebut. Baik untuk pergerakan perekonomian di NTB.

 Terutama bagi pelaku dunia pariwisata: perhotelan, kuliner, dan toko oleh-oleh di Lombok-Sumbawa. (dan/djo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/