DENPASAR – Koalisi Rakyat Bali (KRB) Bali merancang banyak strategi untuk membendung ambisi kubu Koster – Cok Ace merebut basis suara di Denpasar.
Salah satunya adalah merancang acara pertemuan dengan Mantra – Kerta yang dikemas dalam bentuk simakrama serta konsolidasi di 43 desa/kelurahan se-Denpasar.
Setiap kecamatan wajib membuat acara dua kali selama masa kampanye. Masa yang datang ditarget minimal 2.000 – 5.000 orang dalam setiap pertemuan.
Kegiatan simakrama Mantra – Kerta itu akan terus bergulir hingga menjelang hari coblosan nanti. Pentolan KRB Wayan Mariana Wandhira menyebut KRB tidak mau mengadakan acara deklarasi besar-besaran seperti rivalnya.
Dia mengklaim acara simakrama dari hati ke hati lebih efektif daripada deklarasi. Sebab masyarakat bisa menyampaikan langsung aspirasi kepada cagub – cawagub.
“Kalau paket sebelah (Koster – Ace) didukung anggaran luar biasa. Kalau kami pendekatan dari hati ke hati menyampaikan program dan misi visi.
Kami tidak ada anggaran jor-joran, kami mengutamakan program,” papar politikus asal Sanur, Denpasar Selatan itu.
Dalam pertemuan kemarin juga disepakati membentuk tim pemenangan di tingkat kecamatan di Kota Denpasar.
Teknisnya, setiap pengurus parpol anggota KRB diminta menyerahkan nama-nama calon anggota tim pemenangan.
Setelah itu nama-nama tersebut diramu oleh tim pemenangan tingkat kota. Parpol anggota KRB juga diminta menyetor jadwal simakrama.
Dengan adanya tim pemenangan tingkat kecamatan dan jadwal simakrama, maka agenda kegiatan selama masa kampanye bisa teratur.
Ditambahkan Wandhira, dalam pertemuan juga dibahas evaluasi situasi kondisi terkini di ibu Kota Bali. Laporan evaluasi disampaikan secara tertulis kepada tim pemenangan.
“Mengingat Denpasar basis Pak Rai Mantra, maka setiap parpol melaporkan situasi kondisi terkini di lingkungan masing-masing.
Kami minta mereka menjaga soliditas dengan konstituen masing-masing,” beber Ketua DPD II Golkar Denpasar itu.