SINGARAJA – Kepastian operasional pusat perbelanjaan Hardys di Kabupaten Buleleng, masih belum jelas. Alih-alih kembali beroperasi, pusat perbelanjaan itu tak kunjung buka.
Dampaknya nasib puluhan karyawan yang bekerja di pusat perbelanjaan itu pun ikut menggantung.
Dinas Tenaga Kerja Buleleng pun mulai ambil ancang-ancang apabila Hardys benar-benar berhenti beroperasi.
Pasalnya sudah sebulan terakhir pusat perbelanjaan terbesar di Kota Singaraja itu tak menjalankan operasionalnya.
Beberapa karyawan pun sudah mulai meminta perlindungan pada Disnaker Buleleng, khawatir akan terkena pemutusan hubungan kerja sepihak.
Kepala Disnaker Buleleng, Ni Made Dwi Priyanti Putri mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan penelusuran terhadap kondisi di manajemen Hardys.
Terutama di Kota Singaraja. Sejauh ini informasi yang didapat Disnaker Buleleng belum utuh, terutama setelah terjadi peralihan manajemen.
Menurut Dwi, beberapa karyawan Hardys dibawah manajemen baru, sudah sempat datang ke Disnaker Buleleng untuk melakukan konsultasi.
“Memang ada kekhawatiran dari mereka. Klausul kontrak mereka sekarang sedang kami pelajari,” kata Dwi Priyanti saat ditemui di Gedung DPRD Buleleng
Apabila masalah perselisihan hubungan kerja benar-benar terjadi, Disnaker Buleleng akan segera merujukan ke Disnaker Provinsi.
Nantinya masalah ketenagakerjaan, akan ditangani langsung oleh mediator senior Disnaker Provinsi Bali.
“Hardys ini kan jaringannya ada di seluruh Bali dan jadi isu provinsi. Nanti kemungkinan kami limpahkan ke provinsi.
Biar begitu, prosesnya tetap kami fasilitasi dan kami kawal sampai ke tingkat Pengadilan Perselisihan Hubungan Industrial,” tegasnya.