33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:06 PM WIB

BEI Catat 16 Securitas Beroperasi di Bali, Sasar Investor Segala Lini

DENPASAR – Menjadi salah satu instrumen investasi, pasar modal kini banyak dilirik kalangan mahasiswa.

Hal ini tidak terlepas dari masifnya sosialisasi bursa efek untuk menggenjot kalangan pelajar untuk ikut berkecimpung langsung dalam mengetahui perkembangan pasar modal.

Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Denpasar Agus Andiyasa mengatakan, perkembangan investor yang melantai ke pasar modal terus mengalami pertumbuhan.

Data BEI tahun 2011, jumlah investor awal di Bali sebanyak 3.676 orang. Tahun 2017 tercatat mencapai 10.726 investor.

“Yang paling mendominasi masih kalangan swasta dengan rentang umur 41 tahun ke atas. Jumlahnya mencapai 3.865 investor,” ujar Agus.

Yang menarik, investor dari kalangan pelajar dan mahasiswa terus tumbuh. Posisinya bahkan nomor dua di bawah investor swasta. Tercatat angkanya mencapai 2.012 investor.

“Ini menunjukkan adanya kesadaran investasi ketimbang mereka membelanjakan uangnya untuk hal yang kurang bermanfaat,” bebernya.

Agus menambahkan, bermain di pasar modal menjadi alternatif instrumen investasi di tengah menurunnya suku bunga perbankan.

Investor terkadang bisa memiliki saham lebih dari sekuritas yang ada. “Jumlah sub efek rekening (SRE) tercatat sebanyak 12.643,” terang Agus.

Saat ini jumlah perusahaan sekuritas yang ada di Bali sebanyak 16 perusahaan. Rencananya tahun ini akan ada yang masuk satu sekuritas lagi.

Semakin banyaknya sekuritas yang go publik dalam pasar modal akan membuat pemerataan perekonomian masyarakat.

“Jadi, perusahaan tidak hanya mengambil untung sendiri, tapi juga bisa dinikmati bersama. Pasalnya, masih banyak perusahaan BUMN yang belum ikut pasar modal,” tuturnya.

Dia berharap, ke depan, perusahaan sekuritas di Bali semakin banyak lagi. Selain menjadi pasar yang memiliki potensi besar karena ditunjang dengan keberadaan pariwisata.

DENPASAR – Menjadi salah satu instrumen investasi, pasar modal kini banyak dilirik kalangan mahasiswa.

Hal ini tidak terlepas dari masifnya sosialisasi bursa efek untuk menggenjot kalangan pelajar untuk ikut berkecimpung langsung dalam mengetahui perkembangan pasar modal.

Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Denpasar Agus Andiyasa mengatakan, perkembangan investor yang melantai ke pasar modal terus mengalami pertumbuhan.

Data BEI tahun 2011, jumlah investor awal di Bali sebanyak 3.676 orang. Tahun 2017 tercatat mencapai 10.726 investor.

“Yang paling mendominasi masih kalangan swasta dengan rentang umur 41 tahun ke atas. Jumlahnya mencapai 3.865 investor,” ujar Agus.

Yang menarik, investor dari kalangan pelajar dan mahasiswa terus tumbuh. Posisinya bahkan nomor dua di bawah investor swasta. Tercatat angkanya mencapai 2.012 investor.

“Ini menunjukkan adanya kesadaran investasi ketimbang mereka membelanjakan uangnya untuk hal yang kurang bermanfaat,” bebernya.

Agus menambahkan, bermain di pasar modal menjadi alternatif instrumen investasi di tengah menurunnya suku bunga perbankan.

Investor terkadang bisa memiliki saham lebih dari sekuritas yang ada. “Jumlah sub efek rekening (SRE) tercatat sebanyak 12.643,” terang Agus.

Saat ini jumlah perusahaan sekuritas yang ada di Bali sebanyak 16 perusahaan. Rencananya tahun ini akan ada yang masuk satu sekuritas lagi.

Semakin banyaknya sekuritas yang go publik dalam pasar modal akan membuat pemerataan perekonomian masyarakat.

“Jadi, perusahaan tidak hanya mengambil untung sendiri, tapi juga bisa dinikmati bersama. Pasalnya, masih banyak perusahaan BUMN yang belum ikut pasar modal,” tuturnya.

Dia berharap, ke depan, perusahaan sekuritas di Bali semakin banyak lagi. Selain menjadi pasar yang memiliki potensi besar karena ditunjang dengan keberadaan pariwisata.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/