SUKASADA – Para petani di Desa Pancasari, kini hanya bisa gigit jari. Pasalnya lahan petani rusak terendam luapan air Danau Buyan.
Petani dipastikan merugi, karena komoditas tani mereka tak bisa dijual. Petani berharap pemerintah memberikan bantuan, sehingga mereka bisa kembali pulih dari kondisi saat ini.
Saat ini, lahan yang terendam luapan air Danau Buyan, tak kurang dari 18 hektare. Luapan air danau merendam lahan pertanian di dua wilayah. Yakni di Banjar Dinas Dasong dan Banjar Dinas Buyan.
Khusus di wilayah Dasong, lahan yang terendam luapan air Danau Buyan meliputi lima hektare stroberi, satu hektare tomat, setengah hektare paprika, dan tiga hektare sayur mayur.
Sementara di wilayah Buyan, lahan pertanian yang terendam meliputi tujuh hektare stroberi, satu hektare tomat, dan setengah hektare cabe merah.
Diprediksi lahan pertanian yang akan terendam akan mencapai 30-50 hektare. Pasalnya puncak luapan air Danau Buyan akan mencapai titik tertinggi pada akhir Maret. Air baru akan surut pada pertengahan April nanti.
Salah seorang petani yang terdampak adalah Ketut Suwenten. Suwenten memiliki lahan seluas setengah hektare di wilayah Dasong. Seluruh lahan tani miliknya kini terendam air.
Sebagian besar sudah tak bisa dipanen lagi, karena terendam air. Dari lahan seluas setengah hektare itu, 20 are diantaranya digunakan untuk menanam cabai.
Sisanya untuk menanam seledri dan sayur hijau.
“Sekarang seledri dan sayur hijaunya busuk, tidak bisa dipanen apalagi dijual. Kalau cabainya, masih bisa dijual, tapi masih hijau-hijau. Itu cuma laku Rp 3.000 per kilo. Kalau yang merah, sampai Rp 30 ribu per kilo,” kata Suwenten.
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Suwenten mengaku baru kali ini lahannya terendam luapan air danau. Terakhir lahannya terdampak air danau pada 2012 lalu.
“Tahun lalu itu tidak sampai setinggi ini. Sekarang sudah rugi semua. Sampai Rp 20 juta ruginya. Kami sebagai petani kecil berharap ada bantuan lah dari pemerintah, biar kami bisa pulih,” harapnya.