29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:41 AM WIB

Anjing Liar Pemicu Rabies Tak Terpantau, Ini Langkah Dinas Peternakan

TEJAKULA – Sekretaris Desa Tejakula, Ketut Ardika Yasa mengatakan, kemunculan kasus rabies di Tejakula memang sangat meresahkan.

Padahal kasus rabies sudah sempat redup dengan gencarnya langkah vaksinasi. Sayangnya anjing-anjing liar tak terpantau. Ardika menduga anjing liar yang memicu rabies di Desa Tejakula.

Menurutnya, di Desa Tejakula sebenarnya sudah terbit Perdes yang mengatur pedoman pemeliharaan anjing.

Sayangnya perdes itu tidak mengatur sanksi bagi warga yang melanggar pedoman pemeliharaan anjing. Dampaknya banyak warga yang membuang anjing ke tepi sungai dan tempat-tempat terpencil lainnya. Hal ini yang memicu penyebaran rabies.

Langkah eliminasi anjing liar pun jadi solusi untuk mengatasi penyebaran rabies di Singaraja.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Buleleng drh. Wayan Susila mengatakan, pemerintah akan memperketat pengawasan dan pemantauan kasus rabies di Kecamatan Tejakula.

Susila meminta agar masyarakat melaporkan semua kasus gigitan agar mendapat penanganan medis.

Susila menyatakan pemerintah akan melakukan vaksinasi darurat di Kecamatan Tejakula. Vaksinasi darurat itu hanya menyasar lima desa.

Yakni Desa Tejakula, Desa Tembok, Desa Sambirenteng, Desa Les, dan Desa Penuktukan. “Desa Les dan Desa Penuktukan juga kami atensi.

Karena dua desa itu terjepit diantara dua zona merah. Kasus gigitan di lima desa ini, sekecil apapun itu, kami harap dilaporkan ke puskesmas,” kata Susila.

Seperti diberitakan sebelumnya, kasus rabies muncul di Desa Tejakula. Seorang warga di Desa Tejakula, Ketut Wijaya, 50, meninggal dengan status suspect rabies.

Wijaya disebut sempat digigit anjing liar pada betis kirinya sekitar bulan Oktober 2017. Sayangnya kasus gigitan anjing itu tidak pernah dilaporkan sehingga tidak pernah mendapat perawatan medis.

TEJAKULA – Sekretaris Desa Tejakula, Ketut Ardika Yasa mengatakan, kemunculan kasus rabies di Tejakula memang sangat meresahkan.

Padahal kasus rabies sudah sempat redup dengan gencarnya langkah vaksinasi. Sayangnya anjing-anjing liar tak terpantau. Ardika menduga anjing liar yang memicu rabies di Desa Tejakula.

Menurutnya, di Desa Tejakula sebenarnya sudah terbit Perdes yang mengatur pedoman pemeliharaan anjing.

Sayangnya perdes itu tidak mengatur sanksi bagi warga yang melanggar pedoman pemeliharaan anjing. Dampaknya banyak warga yang membuang anjing ke tepi sungai dan tempat-tempat terpencil lainnya. Hal ini yang memicu penyebaran rabies.

Langkah eliminasi anjing liar pun jadi solusi untuk mengatasi penyebaran rabies di Singaraja.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Buleleng drh. Wayan Susila mengatakan, pemerintah akan memperketat pengawasan dan pemantauan kasus rabies di Kecamatan Tejakula.

Susila meminta agar masyarakat melaporkan semua kasus gigitan agar mendapat penanganan medis.

Susila menyatakan pemerintah akan melakukan vaksinasi darurat di Kecamatan Tejakula. Vaksinasi darurat itu hanya menyasar lima desa.

Yakni Desa Tejakula, Desa Tembok, Desa Sambirenteng, Desa Les, dan Desa Penuktukan. “Desa Les dan Desa Penuktukan juga kami atensi.

Karena dua desa itu terjepit diantara dua zona merah. Kasus gigitan di lima desa ini, sekecil apapun itu, kami harap dilaporkan ke puskesmas,” kata Susila.

Seperti diberitakan sebelumnya, kasus rabies muncul di Desa Tejakula. Seorang warga di Desa Tejakula, Ketut Wijaya, 50, meninggal dengan status suspect rabies.

Wijaya disebut sempat digigit anjing liar pada betis kirinya sekitar bulan Oktober 2017. Sayangnya kasus gigitan anjing itu tidak pernah dilaporkan sehingga tidak pernah mendapat perawatan medis.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/