SEMARAPURA – Status Gunung Agung yang sebelumnya awas, kini sudah diturunkan menjadi siaga dengan radius bahaya empat kilometer mulai Sabtu kemarin.
BPBD Klungkung langsung bergerak untuk menginformasikan kepada para pengungsi. Pengungsi yang berada di luar 4 Km diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.
Kabar itu direspons gembira para pengungsi. Ketut Ganti, 55, pengungsi Gunung Agung asal Bukit Galah, Dusun Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, misalnya.
Ganti mengatakan, dia beserta seluruh keluarganya segera pulang ke kampung halaman. Hanya saja karena bekal yang dibawa mengungsi sudah habis, pihaknya sangat berharap pemerintah bisa membantu memberikan logistik.
“Karena semua yang di sini mau pulang, saya ikut pulang. Sudah lima bulan saya di sini dan sudah habis semua bekal saya. Ternak juga sudah saya jual murah-murah.
Saya berharap ada bantuan dari pemerintah, kalau tidak ada bantuan terpaksa saya ngebon atau pinjam uang di LPD,” tandasnya.
Hal senada juga diutarakan Nyoman Pande, 57, pengungsi asal Bukit Galah, Dusun Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem.
Setelah mendengar bahwa dirinya diizinkan untuk pulang karena kediamannya berjarak sekitar lima kilometer dari kawah Gununung Agung, pihaknya mengaku bahagia dan akan pulang.
Menurutnya, meski mendapat berbagai bantuan selama pengungsian, rumah sendiri tetap menjadi tempat yang paling nyaman.
Hanya saja, bekal yang dimilikinya sudah habis saat mengungsi selama lima bulan ini. Ternak pun sudah dia jual dengan harga yang murah.
Untuk itu pihaknya sangat berharap ada bantuan bibit sapi dari pemerintah sehingga dirinya bisa kembali beternak dan melanjutkan hidup seperti sebelum-sebelumnya.
“Rencananya, saya mau tanam ubi dan keladi. Karena bekal sudah habis, kalau tidak dapat bantuan, nanti ngebon di warung,” tandas pria yang mengaku sempat menjalani perawatan di rumah sakit selama dua minggu dalam masa pengungsiannya itu.