SINGARAJA – Danau Buyan ternyata tidak masuk dalam daftar danau-danau prioritas versi pemerintah pusat.
Sehingga penanganan pendangkalan Danau Buyan, hanya bisa dilakukan melalui penanganan rutin. Kondisi di Danau Buyan memang memprihatinkan.
Danau mengalami pendangkalan yang cukup parah. Dampaknya pada musim penghujan ini, air danau terus meluap dan menggenangi lahan pertanian warga. Bahkan sudah mengancam pemukiman warga
Solusi paling masuk akal versi Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, di Danau Buyan dibangun tanggul pemisah yang membatasi danau dengan lahan warga.
Sebagai catatan, saat ini sebenarnya sudah ada tanggul pembatas. Hanya saja di dalam tanggul masih terdapat lahan pribadi, sehingga BWS masih ragu melakukan pengerukan pada lokasi-lokasi tertentu.
Lahan pertanian di sekitar Danau Buyan juga diharapkan bisa dialihkan dari tanaman sayur menjadi tanaman lain. Sehingga laju sedimentasi yang mengarah ke danau, dapat ditekan.
“Sementara kami juga upayakan membeli suction (alat berat penyedot, Red). Mudah-mudahan tahun ini bisa kebagian. Kalau pakai ekskavator kan kurang maksimal. Tapi kalau ada alat khusus, pasti lebih efektif,” tandas Kepala BWS Bali Penida, Ketut Jayada.
Asal tahu saja, Danau Buyan kini mengalami pendangkalan parah. Data di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Buleleng
menyebutkan, Danau Buyan mengalami pendangkalan hingga 20 meter, hanya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.