25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:21 AM WIB

PVMBG Deteksi saat Erupsi Magma Gunung Agung di Bawah 1 Juta Meter…

AMLAPURA – Gunung Agung kembali mengalami erupsi kemarin (13/2) atau tiga hari setelah statusnya diturunkan dari awas menjadi siaga pada Sabtu (10/2).

Meski begitu, evaluasi untuk kembali meningkatkan status Gunung Agung menjadi siaga belum dilakukan. Hal itu karena volume magma Gunung Agung dipandang belum terlalu besar.

“Gempa letusan terjadi pukul 11:49 dengan tinggi kolom asap dan abu mencapai 1.500 meter di atas puncak,” ungkap Nurul Husaeni, petugas Pos Pengamatan Gunungapi Agung, Rendang, Karangasem.

Dijelaskannya, perkiraan bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius empat kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.

Sementara zona perkiraan bahaya, sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan

data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.  Erupsi berlangsung sesaat saja yaitu 140 detik,” ujarnya.

Kepala Sub Bidang Mitigasi Bencana Geologi Wilayah Timur pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana mengatakan,

hingga saat ini belum dilakukan evaluasi untuk kembali meningkatkan status Gunung Agung dari siaga menjadi awas, meski Gunung Agung kembali mengalami letusan.

Hal itu karena magma yang berada di perut Gunung Agung belum dirasa besar. “Magmanya masih di perut gunung di dalam dan volumenya masih di bawah 1 juta meter kubik.

Saat krisis September-November 2017, volumenya 40 juta meter kubik. Nanti kalau sudah besar dan kalau potensi bahayanya bisa melebihi 4 kilometer baru akan dievaluasi,” ungkapnya.

AMLAPURA – Gunung Agung kembali mengalami erupsi kemarin (13/2) atau tiga hari setelah statusnya diturunkan dari awas menjadi siaga pada Sabtu (10/2).

Meski begitu, evaluasi untuk kembali meningkatkan status Gunung Agung menjadi siaga belum dilakukan. Hal itu karena volume magma Gunung Agung dipandang belum terlalu besar.

“Gempa letusan terjadi pukul 11:49 dengan tinggi kolom asap dan abu mencapai 1.500 meter di atas puncak,” ungkap Nurul Husaeni, petugas Pos Pengamatan Gunungapi Agung, Rendang, Karangasem.

Dijelaskannya, perkiraan bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius empat kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.

Sementara zona perkiraan bahaya, sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan

data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.  Erupsi berlangsung sesaat saja yaitu 140 detik,” ujarnya.

Kepala Sub Bidang Mitigasi Bencana Geologi Wilayah Timur pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana mengatakan,

hingga saat ini belum dilakukan evaluasi untuk kembali meningkatkan status Gunung Agung dari siaga menjadi awas, meski Gunung Agung kembali mengalami letusan.

Hal itu karena magma yang berada di perut Gunung Agung belum dirasa besar. “Magmanya masih di perut gunung di dalam dan volumenya masih di bawah 1 juta meter kubik.

Saat krisis September-November 2017, volumenya 40 juta meter kubik. Nanti kalau sudah besar dan kalau potensi bahayanya bisa melebihi 4 kilometer baru akan dievaluasi,” ungkapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/