RadarBali.com – Bali United dan Madura United terus bersaing di papan atas dengan raihan poin sama yakni 32 poin.
Bukan hanya timnya yang bersaing, pemain dari kedua tim juga bersaing. Sebelum pertandingan pekan ke-17 Liga 1, pencetak gol terbanyak masih dipegang Striker Madura United sekaligus marquee playernya Peter Odimwingie.
Namun, di pekan ke-17, striker Bali United asal Belanda Sylvano Dominique Comvalius berhasil menyamai gol yang dimiliki mantan kapten Timnas Nigeria itu dengan raihan sama; 13 gol.
Pencapaian luar biasa bagi seorang Sylvano. Luar biasa karena dia mampu menjadi penyerang paling tajam di Bali United dan Liga 1.
Bukan itu saja, dari percobaan Manajemen Bali United yang mencari penyerang asing berkualitas, baru Sylvano saja yang berhasil.
Nama-nama penyerang seperti Nemanja Vidakovic, Daniel Heffernen, hingga Ndumba Makeche gagal bersinar.
Suporter setia Bali United sepertinya sudah jatuh cinta dengan penyerang 29 tahun itu. Selebrasi khasnya “Amsterdam Flag” ditiru banyak orang dan menjadi ciri khas baru.
Suporter juga menjuluki mantan penyerang Dinamo Dresden itu sebagai Be(a)st. Perpaduan antara arti kata terbaik dan buas.
Buas dalam arti siap mengoyak gawang tim lawan. Diwawancarai kemarin (1/8), Sylvano mengaku sangat senang dengan apa yang sudah dicapainya sekarang.
“Saya sangat senang dengan apa yang saya raih. Saya juga senang Bali United menjadi tim paling produktif di Indonesia. itu artinya, kami bermain menyerang dan menerapkan sepakbola atraktif,” terangnya.
Menjadi ujung tombak klub yang dibelanya dan berhasil mencetak gol adalah impiannya. “Itu tentu menjadi impian setiap penyerang juga,” bebernya.
Berapa gol yang akan dicetak pemain jebolan Ajax Amsterdam Junior itu? Dengan tegas Sylvano tidak ingin berjanji apapun.
“Saya percaya tidak ada yang tidak mungkin. Disamping itu, yang terpenting adalah membawa Bali United tetap berada di jalur juara,” paparnya.
Bisa langsung klop dan moncer dengan Bali United, Sylvano membeberkan rahasianya. “Merasa nyaman dengan apa yang dilakukan. Itu menjadi kunci terbaik saya. Selalu bermain dan berlatih dengan perasaan senang serta selalu percaya dengan tim juga bisa membuat saya seperti ini. Yang penting, work hard when the lights are off,” tegas penyerang kelahiran Amsterdam, 10 Agustus 1987 itu.