GIANYAR – Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata tak lama lagi akan mengakhiri masa jabatannya sebagai bupati.
Jasa Agung Bharata selama menjabat dituangkan dalam sebuah buku Memory Pengabdian Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata.
Buku yang ditulis oleh akademisi itu ada kesalahan pada bagian latar belakang. Pada halaman 2, buku yang disebarluaskan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar itu berisi mengenai latar belakang.
“Dalam pemilu Bupati Gianyar periode 2013-2018, Agung Bharata mengalahkan Cokorda Artha Ardana Sukawati. Serta Agung Bharata dilantik sebagai bupati Gianyar periode 2013-2018 berpasangan dengan Wakil bupati Made Mahasytra,” tulis buku itu.
Padahal, sesuai fakta pada pemilihan bupati lima tahun lalu, Agung Bharata dari PDIP mengalahkan Cokorda Putra Nindia dari Puri Peliatan. Cok Nindia ini merupakan mantan Sekda Gianyar yang maju lewat jalur Golkar.
Buku tersebut ditulis oleh tiga akademisi ternama. Yakni profesor I Made Bandem, profesor I Wayan Dibia dan drs. I Wayan Geriya.
Kesalahan fatal ini rupanya lolos dari editorial Dinas Kebudayaan. Buku setebal 100 halaman itu tetap dicetak. Bahkan, Senin kemarin (19/2), buku itu diserahkan oleh tiga akademisi itu kepada Agung Bharata di ruang kerja bupati.
Buku dengan sampul halaman depan puri Agung Gianyar itu mengambil perspektif seniman budayawan kabupaten Gianyar.
Buku itu lebih banyak berisi mengenai sejarah Bali dan sejarah Gianyar. Beberapa halaman di bagian belakang berisi mengenai kegiatan bupati di bidang kesenian, seperti revitalisasi Gianyar sebagai kota pusaka.
Juga berisi pertemuan International Conference of National Trust (ICNT). Juga ada perhatian dari bupati yang juga tokoh di puri Gianyar itu kepada seniman. Perhatian ditujukan melalui pemberian asuransi kesehatan bagi seniman.