AMLAPURA – Pertarungan paslon Koster – Cok Ace dan Mantra – Kerta di Karangasem, tampaknya, bakal berlangsung sengit.
Sebagaimana diketahui, Rai Mantra selama ini menjadikan Karangasem sebagai basis massa pendukung utamanya selain Kota Denpasar.
Maklum Rai Mantra punya sejarah kedekatan dengan Karangasem. Karena Rai Mantra sendiri berasal dari Karangasem tepatnya Desa Duda, Selat.
Sadar jadi basis Rai Mantra, paslon Koster – Cok Ace berupaya keras mendapatkan suara di Gumi Tanah Aron. Basis Rai Mantra di Karangasem diporak porandakan.
Serangan pertama kemarin, Koster langsung mengebrak dengan mendatangi empat lokasi. Pertama, menggelar kampanye dialogis di Banjar Pengawan Sibetan.
Kedua, meninjau kelompok perajin bambu di Banjar Lusuh, Desa Peringsari, Selat. Dari sana, Koster kembali masuk kandang Golkar di Desa Pempatan, Rendang.
Tepatnya di banjar Pemuteran dengan menggelar kampanye dialogis. Terakhir, Koster – Ace menggelar kampanye dengan meninjau kelompok ternak sapi Arsa Bakti Manunggal, Desa Menanga, Rendang.
Koster sendiri tidak main – main di Karangasem. dia berharap bisa menang 60 persen di Bumi Lahar ini.
Ketua DPC PDIP Karangasem Gede Dana mengaku salut dengan antusiasme warga Sibetan menyambut Koster – Cok Ace.
Dana mengatakan, target sekitar 500 orang, namun yang datang berhasil melampaui target yakni sekitar 600 orang.
Di depan warga Banjar Pengawan, Sibetan, Koster berjanji akan memperhatikan keberlangsungan petani salak.
Menurutnya, buah salak produksi petani nanti akan di pasarkan bekerjasama dengan pemkab lain yang sudah punya pasar seperti Badung.
Badung yang selama ini merupakan 80 persen penghasil wisman di Bali tersebut menjadi pasar tersendiri buat buah lokal di Bali termasuk salak.
Untuk itu, jika pihaknya terpilih nanti maka akan membuat Badan Usaha Milik Provinsi Bali yang nanti akan membeli buah lokal Bali termasuk salak.
Buah tersebut juga akan disalurkan ke hotel dan pasar lain di Badung. “Nanti Pemkab Badung yang kita minta beli buah lokal Bali, gampang kan sudah satu jalur,” ujar Koster.
Nanti setiap musim salak hotel wajib menyuguhkan salak dan buah lokal lain sebagai menu wajib. “Kalau per orang makan satu sampai dua buah salak, setahun ada 6 juta wisman maka akan sangat membantu petani salak,” ujarnya.