RadarBali.com – Untuk kedua kalinya rencana opening atau pembukaan RS Bali Mandara tidak jelas alias gabeng.
Rumah sakit mentereng di Jalan Bypass Ngurah Rai, Sanur, itu rencananya dibuka 14 Agustus mendatang, bertepatan dengan ulang tahun Pemprov Bali.
Namun, Gubernur Pastika menyebut pembukaan tersebut terancam batal lantaran terkendala pengadaan alat kesehatan (alkes).
Rencana peresmian batal ini sejatinya sudah pernah terjadi. Sebelumnya, Dinas Kesehatan merencanakan soft opening Mei dan grand opening pada Juli lalu.
Tapi, hingga awal Agustus rencana tersebut tak terealisasi. “Kelihatannya agak mundur lagi, karena proses pengadaan alkes tidak segampang yang diperkirakan,” ujar Pastika ditemui kemarin (2/8).
Pastika mencontohkan alkes yang sebelumnya terdaftar di e-katalog tapi sekarang tidak muncul lagi. Alkes sendiri, menurutnya, harus sinkron karena antara satu alat dengan yang lain harus menyambung.
Penentuan alkes juga harus melalui kajian yang matang oleh tim khusus. “Tidak boleh sembarangan, harus hati-hati betul. Lebih baik mundur daripada buru-buru tapi gak benar,” dalihnya.
Ditanya kapan pembukaan dilakukan, Pastika akan mengecek kembali ke lapangan. “Saya cek lagi, apa bisa Agustus, September, Oktober atau November. Saya tidak mau coba-coba,” imbuhnya seraya mengklaim penundaan opening tidak berpengaruh pada anggaran.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Bali, Ketut Tama Tenaya mempertanyakan penundaan pembukaan tersebut.
Menurut Tama Tenaya, sebagai rumah sakit pelat merah yang dibiayai APBD, seharusnya eksekutif cermat membuat rencana.
“Mestinya harus direncanakan matang. Kalau alasannya alkes, harusnya dari awal sudah diantisipasi,” tandas politisi asal Kuta Selatan itu.
Ditegaskan, untuk mengelola rumah sakit di samping anggaran besar pelayanan tidak semudah dibayangkan.
Pemerintah diminta serius dalam membuat perencanaan karena menyangkut pertanggungjawaban APBD. “Kalau ditunda terus, bisa saja mempengaruhi serapan anggaran,” cetusnya.
Tama Tenaya juga menyindir sikap grasa-grusu Pemprov Bali saat melakukan rekrutmen tanaga kontrak untuk RS Bali Mandara.
Pada April lalu, Pemprov ngotot melantik tenaga kontrak yang sudah lulus seleksi. Padahal, banyak kejanggalan dari hasil tes tersebut yang diungkap publik.
Dewan sendiri sampai membentuk posko pengaduan. Sebanyak sebelas peserta tes melapor karena merasa dicurangi. Dewan pun merekomendasikan diadakan tes ulang.
Namun, pemprov cuek dan melanjutkan hasil seleksi sebelumnya. “Kalau dikaitkan dengan rekrutmen tenaga kontrak sebelumnya, ini ada yang tidak nyambung. Karena sebelumnya pemprov menggebu-gebu seleksi pegawai kontrak dengan alasan kejar target pembukaan. ternyata pembukaan tidak jelas,” sindirnya.
Sementara itu, pantauan koran ini di RS Bali Mandara kemarin siang, belum ada aktivitas berarti di dalam rumah sakit.
Hanya terlihat segelintir orang yang melintas di lobi rumah sakit. Pun di bagian belakang rumah sakit masih sepi. Data yang didapat koran ini, untuk belanja alkes di RS Bali Mandara dianggarkan Rp 40 miliar.