DENPASAR – Dinas Kesehatan Provinsi Bali menyayangkan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Ketua Forum Perbekel se-Badung sekaligus Perbekel Desa Pelaga I Gusti Lanang Umbara
kepada salah satu dokter jaga dr. Grace yang bertugas di RSUD Mangusada, Kapal, Mengwi, Badung, Minggu dini hari lalu (25/2).
Kepada Jawa Pos Radar Bali, Kepala Dinkes Bali dr. Ketut Suarjaya mengatakan, pihaknya merasa terpukul atas kejadian tersebut.
“Saya sangat sedih. Tindakan kekerasan seperti ini tak semestinya terjadi. Ini menjadi preseden buruk untuk pelayanan kesehatan di Bali,” ungkapnya.
Kejadian ini juga dikatakan tidak hanya berdampak pada psikologis dr. Grace, tetapi juga berpengaruh pada tenaga kerja lainnya.
Sebab, para pekerja di RSUD Mangusada akan merasa tidak aman dan nyaman dalam menjalankan tugasnya melayani pasien lainnya.
Untuk itu juga, dr. Suarjaya berencana memindahkan dr Grace ke wahana rumah sakit lain yang diinginkannya, seperti di wilayah Denpasar.
Hal ini dilakukan agar korban dapat menjalankan tugasnya dengan nyaman dalam melaksanakan kewajibannya sebagai dokter internship sampai selesai.
“Saya sudah perintahkan staf saya untuk menanyakan kepada korban, rumah sakit mana yang diinginkannya.
Karena ini berpengaruh pada psikologisnya. Korban bisa saja bilang tidak apa, tapi dalam hatinya siapa yang tahu,” ungkapnya.
Selain itu, selaku kepala Dinkes, pihaknya juga memberi rambu kuning kepada direktur RS Mangusada karena dianggap kurang mampu memberikan perlindungan untuk keamanan dan kenyamanan kepada para tenaga medis dan pekerja lainnya.
“Kalau tidak bisa melindungi anak buah, kami akan pertimbangkan RSUD Mangusada sebagai wahana internship,” tegasnya.
Terakhir, pihaknya juga mendukung proses hukum untuk ditegakkan agar peristiwa serupa tidak terulang kembali
karena dapat mempengaruhi rasa aman bagi semua tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.