KUBUTAMBAHAN – Warga Desa Kubutambahan, mengaku kecewa karena diberikan janji dan harapan palsu terkait rencana pembangunan bandara baru di Kubutambahan.
Padahal warga sangat berharap bandara itu bisa benar-benar direalisasikan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Salah seorang warga, Ketut Paing, mengaku mendengar rencana batalnya pembangunan bandara di Buleleng dari obrolan masyarakat.
Tadinya ia sudah yakin dengan rencana pembangunan bandara di Buleleng. Apalagi sempat dilakukan upacara pakelem yang jor-joran di dekat Pura Penegil Dharma, pada Agustus lalu.
Pria yang sehari-harinya bekerja sebagai petani penggarap itu sempat memiliki angan-angan, bahwa keberadaan bandara akan mengubah penghidupan keluarganya.
Setidaknya anak cucunya kelak, bisa kecipratan rejeki keberadaan bandara dan terlibat sebagai tenaga kerja di dalamnya.
“Bertahun-tahun kami dengar janji-janji dibangun bandara. Sekarang katanya dibatalkan. Jelas kecewa, tapi bagaimana lagi. Terserah pemerintah saja,” katanya.
Perbekel Kubutambahan, Gede Pariadnyana tak menampik kini ada rasa kecewa di masyarakat. Hanya saja pihaknya tak bisa berbuat banyak karena semua keputusan sudah ditentukan pemerintah pusat.
“Warga kami ya kecewa juga sih. Secara umum kecewa, karena menginginkan ada bandara. Tapi itu sudah keputusan pusat, kami ya tidak apa-apa karena sudah lewat prosedur. Pusat kan lebih tahu,” kata Pariadnyana.
Pariadnyana mengatakan, beberapa masyarakat juga masih ada yang berharap pembangunan bandara internasional di Buleleng masih dilakukan. Sehingga terjadi pemerataan pembangunan antara Bali Utara dengan Bali Selatan.
“Ada nada-nada kesal, nada kecewa, ada juga yang masih berharap menunggu perkembangan kedepan. Berharapnya apa?
Biar ada keseimbangan pembangunan, itu saja. Tapi kalau sudah pusat memutuskan batal, ya mau bagaimana lagi,” imbuhnya.