PANJI – Saluran irigasi di Subak Tegal, Desa Panji, mengalami kerusakan sejak tiga tahun lalu. Sayangnya hingga kini saluran irigasi itu tak kunjung diperbaiki.
Padahal proposal sudah diajukan sejak beberapa tahun lalu. Petani terpaksa melakukan perbaikan dengan peralatan seadanya.
Kerusakan dipicu saluran subak yang terseret longsor beberapa tahun lalu. Panjang saluran irigasi yang jebol mencapai 25 meter.
Krama subak kemudian membuat aliran irigasi sementara dengan memanfaatkan tong bekas. Tong dibelah menjadi dua dan disambung sedemikian rupa.
Selama bertahun-tahun air dari wilayah Tiingtali, melalui irigasi darurat itu. Sayangnya kini saluran darurat itu terancam rusak, karena tong sudah keropos.
Beberapa bagian sudah bocor dimakan karat. Upaya menambal dengan semen juga tak membuahkan hasil.
“Perbaikannya tidak pernah tahan lama, terakhir kami perbaiki sebulan lalu. Ini paling lama setahun saja sudah rusak lagi.
Kas subak juga sudah habis memperbaiki saluran ini. Kami harap ada penanganan segera,” kata Kelian Subak Tegal, Nyoman Soma Jaya.
Saluran irigasi darurat itu juga berdampak serius pada jatah air bagi para petani. Banyak sawah krama yang ada di sisi utara subak, kesulitan mendapatkan air.
Apabila masalah ini dibiarkan berlarut, ia khawatir luas lahan dan anggotanya makin susut. Apalagi kini luas lahan di Subak Tegal tinggal 70 hektare dengan jumlah anggota 76 orang.
“Sekarang musim hujan, masih dapat air hujan. Tapi kalau masuk kemarau nanti, dimana anggota saya dapat air.
Kami khawatirnya kan karena tidak produktif, akhirnya mereka goyah. Tanahnya akhirnya dilepas untuk BTN (perumahan, Red),” keluhnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Ketut Suparta Wijaya, mengaku belum mendapat informasi detail terkait hal itu.
“Besok (hari ini, Red) saya minta staf melakukan pengecekan. Sehingga kami bisa melakukan penanganan segera,” kata Suparta.