MENYALI – Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra berjanji pemerintah akan menjaga harga aluminium di Kabupaten Buleleng.
Hal itu dianggap penting, karena berpotensi memengaruhi sektor usaha kecil di Kabupaten Buleleng. Terutama keberlangsungan perajin bokor di Desa Menyali, Kecamatan Sawan.
Selama ini Desa Menyali dikenal sebagai sentra perajin bokor di Kabupaten Buleleng. Sebanyak 40 persen penduduk di Desa Menyali, menggantungkan hidupnya dari industri kerajinan bokor itu.
Baik itu sebagai perajin di sektor hulu, maupun sebagai pedagang di sektor hilir. Perbekel Menyali, Made Jaya Harta mengungkapkan, sejak 1980 silam masyarakat Desa Menyali sudah terjun ke industri kerajinan aluminium.
Masa-masa awal, produk kerajinan hanya terbatas untuk alat-alat upakara dan yadnya. Seiring perkembangan jaman, perajin bukan hanya membuat alat-alat upakara seperti bokor atau sangku.
“Sekarang bentuk kerajinan lain juga mulai dihasilkan. Seperti kotak tisu dan tempat buku. Kami harus mengikuti perkembangan jaman, biar produknya berkembang.
Untuk produk yang lama, seperti bokor dan sangku itu juga tetap diproduksi,” kata Jaya Harta yang ditemui disela-sela Lomba Desa Tingkat Kabupaten Buleleng di Gedung Serbaguna Desa Menyali.
Sayangnya perajin di Desa Menyali juga dihadapkan permasalahan tersendiri. Mereka terkendala harga bahan baku yang naik sewaktu-waktu.
Selain itu terjadi persaingan harga yang tidak sehat, antara produk kerajinan yang dihasilkan warga Menyali, dengan produk yang muncul di pasar.
“Kami berusaha atasi dengan membentuk kelompok usaha bersama (KUBE). Harapannya ini bisa menekan kompetisi tidak sehat diantara perajin,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra langsung menginstruksikan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Dagrin) Buleleng mengatasi permasalahan tersebut.
Terutama yang berkaitan dengan harga bahan baku. Sutjidra meminta Kepala Dinas Dagrin Buleleng Ketut Suparto, memproteksi harga aluminium di Kabupaten Buleleng.
“Saya perintahkan Kadis Dagrin (Ketut Suparto, Red) memediasi harga aluminium ini. Biar tidak dipermainkan.
Kalau tidak ada aluminium, tidak ada produk kerajinan di Menyali ini, karena bahan bakunya aluminium. Apalagi ada 40 persen warga yang menggantungkan hidupnya dari industri ini.
Ini harus disikapi, biar tidak memberikan dampak sistemik bagi warga,” tukas Sutjidra.