DENPASAR – Peringatan hari perempuan internasional yang digelar LBH APIK (Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan) Bali
bersama aliansi perempuan Indonesia di Wantilan DPRD Bali, kemarin (8/3) mengundang dua pasangan calon (paslon) Cagub-Cawagub Bali.
Sayangnya, dari dua paslon yang diundang hanya satu yang datang, yakni Cagub IB Rai Dharmawijaya Mantra.
Sementara Cawagub I Ketut Sudikerta, serta paslon nomor urut 1 Wayan Koster – Cok Ace tidak hadir. Rai Mantra sendiri hadir sekitar satu jam.
Mengenakan baju adat madya warna putih udeng cokelat, Wali Kota Denpasar itu duduk di sisi timur wantilan. Meski hadir, Rai Mantra tidak diizinkan berbicara.
Pasalnya, KPUD Bali menilai Kamis kemarin bukan waktunya Rai Mantra kampanye. Kemarin giliran paket Koster – Ace yang berkampanye.
Begitu tahu tidak boleh berbicara, Rai Mantra duduk di antara tim suksesnya membaur bersama tamu undangan.
Sambil menopang dagu sesekali menguap, ekspresinya datar. Tidak lama kemudian Rai Mantra ngacir alias meninggalkan lokasi sebelum acara selesai.
Tepat pukul 12.10 Rai Mantra bangun dari tempat duduknya. Begitu berdiri Rai Mantra langsung dihampiri undangan diajak berfoto.
Alhasil, pembicara yang tampil tidak digubris oleh sebagian besar undangan.
Sementara itu, Komisioner KPUD Bali, Ni Wayan Widhiastini saat dikonfirmasi terkait ketidakhadiran paslon lain dan Rai Mantra tidak bicara, Widhiastini mengatakan sebelum pelaksanaan panitia memang diperbolehkan menghadirkan paslon.
Namun, karena kemarin tidak jadwalnya kampanye Paslon nomor urut 2 (Mantra – Kerta), maka tidak diperboehkan bicara.
Sebab, ketika diberi kesempatan pasti menyampaikan misi dan visi. “Kalau paslon nomor 2 bicara ada kemungkinan pelanggaran karena pasti menyampaikan misi dan visi. Padahal, kemarin bukan waktunya mereka kampanye,” jelasnya.
Terkait ketidakhadiran paslon nomor urut 1 (Koster – Ace), Widhiastini menyebut awalnya mereka menyanggupi datang diwakili Cawagub Cok Ace.
Tapi, kemudian Cok Ace mengatakan tidak bisa datang. Widhiastini meminta masyarakat tidak kahwatir karena nanti ada debat publik sebanyak tiga kali.
Debat publik itu bisa digunakan masyarakat untuk menilai kedua paslon. “Kalau Rai Mantra hadir kami tidak bisa malarang, tapi kami tidak memberikan kesempatan menyampaikan statemen atau misi dan visi,” tandas perempuan berambut panjang itu.(