SINGARAJA – Para penabuh di Buleleng akan saling unjuk kebolehan. Mereka akan berkompetisi pada ajang Lomba Reong, yang digelar pada 28 Maret mendatang.
Pada ajang tersebut, mereka akan menguji keahlian dalam menabuh sekaligus menguji insting dalam proses menabuh.
Lomba reong merupakan salah satu agenda baru dalam kalender HUT Kota Singaraja ke-414.
Sebenarnya lomba ini sudah beberapa kali digelar di luar Kabupaten Buleleng. Sementara di Buleleng, belum pernah digelar lomba serupa.
“Kami sengaja menggelar lomba ini untuk mengembangkan bakat generasi muda dalam menabuh reong. Mereka akan berlomba dalam regu. Satu regu maksimal empat orang,” kata Ketua Panitia Lomba Reong, Made Pasca Wirsutha.
Istimewanya dalam lomba reong ini, tidak ada instrument pelengkap seperti petuk, gangsa, maupun kendang.
Alhasil para penabuh harus benar-benar mengandalkan insting agar alunan nadanya tak berantakan.
“Mereka harus menguasai tetekes (teknik pukulan, Red), keterampilan, dan keserasian. Disini kita uji kemampuan mereka menampilkan keserasian dalam gending,” imbuhnya pria yang akrab disapa Dek Pas itu.
Nantinya para penabuh akan membawakan dua buah gending. Yakni gending wajib Pengipuk Trunajaya, serta gending pilihan yang terdiri dari pengecet Kebyar Duduk, Jaya Samara, dan pengecet Oleg Tamulilingan.
“Teknik gebug pada gending entah itu Truna Jaya atau di tiga gending pilihan itu, punya tingkat kesulitan tinggi. Kalau diiringi petuk, mungkin akan serasi.
Tapi, di lomba ini hanya menampilkan reong. Nanti kita lihat seberapa kemampuan penabuh,” tukas Dek Pas.
Lomba Reong ini akan memperebutkan total hadiah sebesar Rp6 juta untuk tiga juara. Sementara untuk proses penilaian terhadap peserta, Panitia akan memanfaatkan Juri dari Luar Buleleng yakni dari Kabupaten Gianyar dan Kodya Denpasar.
Hal ini dilakukan untuk menciptakan netralitas dalam lomba.