RadarBali.com – Rencana penerapan elektronik tol (e-Tol) secara total pada 1 Oktober mendatang masih belum ada perkembangan signifikan.
Hal itu terlihat pada penggunaan e-Tol di Tol Bali Mandara (TBM) yang hampir 80 persen lebih masih menggunakan pembayaran tunai.
Untuk itu, Jasa Marga Bali Tol menggagas rencana aksi yang salah satu di dalamnya merupakan bentuk sosialisasi secara masif kepada masyarakat untuk menggunakan uang elektronik dalam pembayaran tol.
Humas PT Jasa Marga Bali Tol Drajad Suseno mengatakan, rencana aksi tersebut yakni dengan menjalin kerjasama dengan pihak perbankan.
Di antaranya dengan Bank BNI, Mandiri, dan BRI. Dengan bersinergi dengan perbankan dan media, realisasi penerapan e-Tol bisa berjalan optimal.
“Jadi, mulai minggu ini ada rencana aksi dengan menggandeng perbankan,” ucapnya. Sebagai catatan, realisasi penggunaan e-Tol hingga saat ini masih sangat rendah.
Dengan jumlah 50 ribu kendaraan per hari yang melintas di TBM, penggunaan e-Tol hanya 15 persen.
“Karena aturan presiden di 1 Oktober mendatang semua menggunakan e-Tol. Jadi nanti, gerbang tol semua non tunai,” kata Drajad.
Pantauan Jawa Pos Radar Bali, Jumat (4/8) kemarin, antrian panjang kerap terjadi di pintu masuk tol pembayaran tunai.
Bahkan panjang antrian kerap terjadi saat jam sibuk seperti berangkat kerja dan pulang kerja. Di sisi lain, gerbang tol pembayaran non tunai, terlihat sepi.
Ada beberapa keuntungan dari penerapan e-tol ini, salah satunya penghematan waktu. Jika untuk pembayaran manual menghabiskan hingga 12 detik untuk satu kali registrasi, dengan menggunakan e-Tol, pengendara hanya menghabiskan waktu dua detik saja.