GOBLEG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng meproyeksikan Desa Gobleg di Kecamatan Banjar, sebagai desa siaga bencana.
Alasannya, Desa Gobleg sangat rentan dengan bencana alam. Terlebih hampir setiap tahun desa ini dilanda bencana alam, terutama tanah longsor.
Saat musibah melanda penjuru Kabupaten Buleleng pada awal Januari lalu, Desa Gobleg juga tak luput dari bencana.
Bukan hanya dilanda longsor, banjir bandang juga melanda desa ini. Bahkan ada 30 titik kerusakan di seluruh penjuru desa, dengan total kerugian hingga Rp 3 miliar.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Made Subur mengatakan, pihaknya sudah melakukan edukasi tentang penanggulangan bencana alam di Desa Gobleg.
Edukasi itu menggandeng Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Denpasar, Badan SAR Nasional, serta Palang Merah Indonesia (PMI).
Menurut Subur, secara geografis, desa ini sangat riskan dengan bencana alam. “Terutama banjir bandang, tanah longsor, dan angin puting beliung.
Banjir bandang itu biasanya dipicu dari meluapnya air di Desa Munduk, sehingga timbul bandang di Gobleg.
Waktu bencana Januari kemarin kan ada tiga jembatan penghubung antar desa yang putus,” kata Subur kemarin.
Dalam waktu dekat, kata Subur, Desa Gobleg akan disiapkan sebagai desa siaga bencana. Menyusul Desa Lemukih yang sudah lebih dulu ditetapkan sebagai desa siaga bencana.
Sebelum ditetapkan, BPBD Buleleng harus memberikan pelatihan lanjutan, terutama mengenai teknik-teknik pencegahan bencana, penanggulangan bencana, hingga evakuasi apabila timbul korban bencana.
“Nanti bersama desa pakraman kami akan perkuat jagabaya, terutama kearifan lokal kentungan itu.
Nanti patroli linmas juga harus diperkuat apabila terjadi hujan, dan kesiapan early warning system di masyarakat,” tukas Subur.