29.2 C
Jakarta
25 November 2024, 19:57 PM WIB

Banyak Anjing Mati Mendadak Jadi Viral, Untuk Bahan Baku RW?

DENPASAR – Media sosial berapa hari ini ramai kasus anjing mati tiba-tiba. Kematiannya itu  duga karena karena ada yang sengaja dibunuh dengan meracuni anjing tersebut.

Bahkan, yang disasar bukan hanya anjing liar, tapi juga peliharaan. Dinas Pertanian Kota Denpasar mengaku belum ada regulasi terkait perlindungan seperti itu.

Kadis Pertanian Kota Denpasar Gede Ambara Putra mengungkapkaan saat ini belum ada regulasi perlindungannya, seperti ada anjing yang diracun.

Menurutnya, pihak Dinas Pertanian yang lazimnya disingkat Distan akan siap turun ke lapangan jika ada laporan demikian. Nah, tentunya pihaknya berkoordinasi dengan kepala lingkungan setempat.

“Kalau ada laporan kami turun tanya Kaling atau Lurah. Tidak ada perlindungan seperti itu. Kami sosialisasikan dan memberikan peringatan,” ujarnya.

Dia menerangkan yang dilarang itu adalah menjual daging anjing. Meski dilarang, diakuinya di Denpasar ada pedagang yang menjual daging binatang yang biasa menjadi sahabat manusia itu.

Disebutkan sekitar ada tujuh pedagang yang berjualan secara diam-diam. Ambara pun menegaskan daging anjing yang dijual itu didapatkan dari luar Denpasar.

“Sebenarnya tidak boleh. Kami sudah peringatkan dan sosialisasikan. Mereka yang menjual mengaku karena ada permintaan sebuah komunitas dan ada untuk obat,” imbuhnya.

Lanjutnya, Ambara mengungkapkan pedagang tersebut tidak jualan setiap hari. Hanya sewaktu-waktu saja.

Menurutnya, pihak Dinas Pertanian juga tidak memiliki kewenangan untuk menutup usaha tersebut. Pihaknya hanya sebatas memperingatkan.

Oleh karena itu, Ambara meminta kepada masyarakat yang memilihara anjing,  agar anjingnya jangan sampai dibiarkan berkeliaran di jalan.

Selain itu, hal yang terpenting harus disuntik rabies. Ambara menjelaskan untuk tahun ini target anjing yang divaksin rabies sekitar 90 ribu ekor. 

DENPASAR – Media sosial berapa hari ini ramai kasus anjing mati tiba-tiba. Kematiannya itu  duga karena karena ada yang sengaja dibunuh dengan meracuni anjing tersebut.

Bahkan, yang disasar bukan hanya anjing liar, tapi juga peliharaan. Dinas Pertanian Kota Denpasar mengaku belum ada regulasi terkait perlindungan seperti itu.

Kadis Pertanian Kota Denpasar Gede Ambara Putra mengungkapkaan saat ini belum ada regulasi perlindungannya, seperti ada anjing yang diracun.

Menurutnya, pihak Dinas Pertanian yang lazimnya disingkat Distan akan siap turun ke lapangan jika ada laporan demikian. Nah, tentunya pihaknya berkoordinasi dengan kepala lingkungan setempat.

“Kalau ada laporan kami turun tanya Kaling atau Lurah. Tidak ada perlindungan seperti itu. Kami sosialisasikan dan memberikan peringatan,” ujarnya.

Dia menerangkan yang dilarang itu adalah menjual daging anjing. Meski dilarang, diakuinya di Denpasar ada pedagang yang menjual daging binatang yang biasa menjadi sahabat manusia itu.

Disebutkan sekitar ada tujuh pedagang yang berjualan secara diam-diam. Ambara pun menegaskan daging anjing yang dijual itu didapatkan dari luar Denpasar.

“Sebenarnya tidak boleh. Kami sudah peringatkan dan sosialisasikan. Mereka yang menjual mengaku karena ada permintaan sebuah komunitas dan ada untuk obat,” imbuhnya.

Lanjutnya, Ambara mengungkapkan pedagang tersebut tidak jualan setiap hari. Hanya sewaktu-waktu saja.

Menurutnya, pihak Dinas Pertanian juga tidak memiliki kewenangan untuk menutup usaha tersebut. Pihaknya hanya sebatas memperingatkan.

Oleh karena itu, Ambara meminta kepada masyarakat yang memilihara anjing,  agar anjingnya jangan sampai dibiarkan berkeliaran di jalan.

Selain itu, hal yang terpenting harus disuntik rabies. Ambara menjelaskan untuk tahun ini target anjing yang divaksin rabies sekitar 90 ribu ekor. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/