25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:39 AM WIB

Duh, Pantai Kedonganan dan Kuta Kembali Dikepung Sampah

MANGUPURA – Pantai Kuta dan Kedonganan kembali dikepung sampah. Hal itu diakibatkan karena dua pantai tersebut diterjang gelombang tinggi.

Kontan sampah menumpuk di bibir pantai. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung kembali disibukkan untuk membersihkan.

Sedikitnya, didapati 10 ton sampah yang dibersihkan oleh pasukan hijau tersebut.“Pantai Kuta dan Kedonganan diterjang ombak besar. Sampah pantai kembali datang,” ungkap Kepala DLHK Badung, Putu Eka Merthawan.

Sampah kiriman yang dominan berupa ranting pohon terdampar di kawasan wisata tersebut. Ditengarai, sampah kiriman terbawa gelombang tinggi beberapa hari belakangan.

Dinas LHK langsung merespons dengan menerjunkan ratusan petugas dan sejumlah alat berat untuk melakukan pembersihan.

“Kami terjunkan 500 personel untuk melakukan pembersihan,” birokrat asal Sempidi, Badung ini. Belum diketahui sampai kapan sampah kiriman tersebut akan berhenti.

Namun, pihaknya tetap siaga. Pasalnya, kawasan tersebut merupakan salah satu destinasi wisata yang menjadi dambaan wisatawan domestik maupun internasional.

“Ada 10 ton sampah sudah menepi dan kebanyakan sampah ranting, ” jelas mantan Kabag Humas dan Protokol Setda Badung.

Menurutnya, selama lima bulan terakhir, sampah yang mampu dikumpulkan mencapai 10.500 ton atau setara dengan 2.400 truk.

Kedatangan sampah kiriman tersebut diakibatkan oleh pengaruh angin muson barat yang mulai berhembus sejak November 2017.  

MANGUPURA – Pantai Kuta dan Kedonganan kembali dikepung sampah. Hal itu diakibatkan karena dua pantai tersebut diterjang gelombang tinggi.

Kontan sampah menumpuk di bibir pantai. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung kembali disibukkan untuk membersihkan.

Sedikitnya, didapati 10 ton sampah yang dibersihkan oleh pasukan hijau tersebut.“Pantai Kuta dan Kedonganan diterjang ombak besar. Sampah pantai kembali datang,” ungkap Kepala DLHK Badung, Putu Eka Merthawan.

Sampah kiriman yang dominan berupa ranting pohon terdampar di kawasan wisata tersebut. Ditengarai, sampah kiriman terbawa gelombang tinggi beberapa hari belakangan.

Dinas LHK langsung merespons dengan menerjunkan ratusan petugas dan sejumlah alat berat untuk melakukan pembersihan.

“Kami terjunkan 500 personel untuk melakukan pembersihan,” birokrat asal Sempidi, Badung ini. Belum diketahui sampai kapan sampah kiriman tersebut akan berhenti.

Namun, pihaknya tetap siaga. Pasalnya, kawasan tersebut merupakan salah satu destinasi wisata yang menjadi dambaan wisatawan domestik maupun internasional.

“Ada 10 ton sampah sudah menepi dan kebanyakan sampah ranting, ” jelas mantan Kabag Humas dan Protokol Setda Badung.

Menurutnya, selama lima bulan terakhir, sampah yang mampu dikumpulkan mencapai 10.500 ton atau setara dengan 2.400 truk.

Kedatangan sampah kiriman tersebut diakibatkan oleh pengaruh angin muson barat yang mulai berhembus sejak November 2017.  

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/