DENPASAR – Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna M. Wedasteraputra S. memastikan diri kembali membidik satu kursi DPD RI dalam Pemilu 2019.
Mengaku pantang jemawa, mantan cover boy salah satu majalah populer di Indonesia itu optimis mampu melampaui raihan 178.934 suara yang diraupnya pada Pemilu 2014.
Sebagaimana diketahui, kala itu AWK jauh mengungguli raihan suara AA Ngurah Oka Ratmadi (150.288), Gede Pasek Suardika (132.887), dan I Kadek Arimbawa (161.607).
“Terkait target suara, saya tidak mau jemawa. Cukup serahkan pada masyarakat yang menilai kinerja saya selama 4 tahun ini. Tapi saya optimis bisa melampaui angka itu,” ucapnya.
Tentang visi dan misi yang diemban bila kembali mewakili masyarakat Bali di DPD RI, pria kelahiran Denpasar, 23 Agustus 1980 menjawab kurang lebih sama dengan sebelumnya, yakni agar Bali berdaulat di politik, ekonomi, dan budaya (Trisakti).
“Dan yang terpenting mengubah karakter manusia Bali agar lebih aktif partisipasinya dalam mengisi pembangunan, khususnya ekonomi.
Karena tanpa ekonomi yang kuat, tanpa desa adat yang kuat, dan tanpa pendidikan yang kuat, maka Bali akan tenggelam,” tandasnya.
Diakui AWK dirinya adalah seorang Sukarnois sehingga program yang dirancangnya selalu ikut platform Sukarnoisme.
Empat tahun mengemban amanat sebagai anggota DPD RI, AWK menyebut masalah komunikasi antara pusat dan daerah merupakan kunci dalam memperjuangkan nilai tawar Provinsi Bali.
Dikatakannya lewat komunikasi dan diplomasi Bali yang baik, maka Bali akan bisa merebut haknya.
“Selama 4 tahun, saya jadikan diplomasi yang kuat sebagai dasar berjuang untuk Bali. Diplomasi ke Presiden, ke kabinet, antar parlemen, juga ke negara asing. Letak fungsi senator itu ya di sana, membantu pemerintah daerah ke pusat,” pungkasnya.