DENPASAR – Gubernur Bali Made Mangku Pastika memastikan pertumbuhan ekonomi Bali masih di atas rata-rata nasional walaupun sempat menurun sebagai dampak bencana erupsi Gunung Agung.
Sebagai catatan, pertumbuhan ekonomi Bali pada tahun 2015 sebesar 6,03 persen. Meningkat menjadi 6,24 persen pada tahun 2016.
Tapi, pada tahun 2017 menurun menjadi 5,59 persen. Perkembangan ekonomi Bali yang positif, juga ditandai dengan meningkatnya total PDRB nominal dari Rp 134,41 triliun pada tahun 2013, meningkat menjadi Rp 215,36 triliun di tahun 2017.
Dalam penanggulangan kemiskinan, telah dilakukan berbagai upaya secara optimal, sehingga tingkat kemiskinan di Bali jauh lebih rendah dibandingkan daerah lain di Indonesia.
Jika dibandingkan rata-rata nasional, kata Gubernur Pastika, Bali menjadi daerah dengan angka kemiskinan terendah kedua setelah DKI Jakarta.
Pada Tahun 2013 jumlah penduduk miskin di Bali mencapai 4,49 persen dan pada tahun 2017 menurun menjadi 4,14 persen.
Jauh lebih rendah dibandingkan angka rata-rata Nasional, yaitu 10,12 persen. “Program Bali Mandara itu harus lima jilid, baru seluruhnya bisa tuntas.
Jilid satu dan jilid dua memang kita meletakkan dasar-dasar dulu, mengurangi kemiskinan yang betul-betul parah. Itu buktinya angka kemiskinan kita turun, APBD kita naik terus,
angka pengangguran paling rendah, Indeks Pembangunan Manusia kita makin tinggi, jadi kedepannya harus ada upaya-upaya lagi,” jelas Pastika.
Meski tumbuh positif, dia mengingatkan semua pihak agar tidak terlena oleh pujian-pujian masa lalu.
“Itu yang bisa membuat kita terbuai, lupa bahwa yang kita hadapi itu masa kini dan masa depan. Ini persoalan yang paling mendasar adalah persoalan mindset.
Persoalan terkait lainnya adalah penyeimbangan sektor pendapatan masyarakat. Banyak masyarakat yang menggantungkan pendapatan dari sektor pariwisata,
ketika pariwisata melemah karena faktor keamanan, faktor penyakit atau bencana alam, maka akan limbung karena sektor lain belum kuat.
Sektor industri, sektor pertanian dan lainnya harus terus ditekuni, supaya jika terjadi sesuatu ekonomi Bali akan tetap kokoh.