KUTA – Tidak hanya terus menerus dirundung masalah sampah, wajah Pantai Kuta kini semakin bopeng. Itu bisa dilihat dari abrasi yang kian menjadi-jadi.
Bila tiga tahun lalu abrasi hanya di sekitaran setra adat Kuta, kini abrasi meluas menuju Pasar Seni Kuta. Panjang abrasi di pantai berpasir putih itu lebih dari 50 meter.
Tentu kondisi itu menjadi mengganggu pemandangan tak sedap para wisatawan, baik turis asing maupun domestik.
Sebab, pantai yang menjadi salah satu ikon Bali di dunia pariwisata itu pun tampak compang-camping.
“Abrasi itu sangat mengganggu sekali karena bagaimanapun, wajah bopeng tidak bagus dilihat,” ujar Bendesa Adat Kuta, Wayan Swarsa kepada Jawa Pos Radar Bali.
Ditegaskan Swarsa, masyarakat Kuta sangat menunggu perbaikan abrasi yang sempat diwacanakan pemerintah pusat dan daerah.
Sebelumnya pemerintah pusat menyatakan abrasi Pantai Kuta akan ditutup dengan pasir yang berasal dari Sanur. Pasir sebanyak 100 ribu meter kubik kabarnya akan diambilkan dari Pantai Mertasari Sanur.
Tapi, rencana memperbaiki abrasi itu sampai sekarang tidak pernah terwujud. Swarsa berharap segera ada penanganan abrasi.
Pasalnya, jika dibiarkan terus menerus maka abrasi bisa merembet ke tempat lain. “Sangat-sangat tidak ada (perhatian) masalah abrasi ini.
Kami juga tidak pernah mendengar lagi kabar rencana penanganan abrasi itu lagi. Kami rakyat kecil hanya bisa berharap, semua tergantung pemerintah,” tukas pria berkacamata itu.