33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 14:34 PM WIB

Bendesa Munduk: Pelebon Ida Pedanda Korban Pohon Pule Tunggu Paruman

NEGARA – Meninggalnya Ida Pedanda Gede Oka Sidanta (sebelumnya ditulis Sudanta) dari Griya Taman Sari Megati, Banjar Tibusambi,

Desa Yehembang Kangin, karena tertimpa pohon pule yang akan dibuat tapel barong menyisakan duka dan tanda tanya bagi warga Jembrana.

Pasalnya, tokoh panutan umat ini meninggal karena peristiwa tragis. Tertimpa cabang pohon pule yang baru saja diupacarai.

Bendesa Pakraman Munduk Anggrek Kaja I Made Subagia belum tahu kapan Ida Pedanda bakal pelebon.

Sebelumnya akan dilakukan paruman untuk memutuskan waktu pelebon Ida Pedanda. “Belum tahu kapan rencananya,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Perbekel Yehembang Kangin Gede Suardika. Menurutnya, pelebon Ida Pedanda belum bisa ditentukan waktunya karena harus menunggu paruman.

Karena proses pelebon Ida Pedanda dipastikan melalui upacara yang cukup banyak, kemungkinan tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat.

“Nanti kami kabari lagi kapan pelebon beliau. Pastinya nunggu hari baik,” terangnya. Kapolres Jembrana AKBP Priyanto Priyo Hutomo mengatakan,

kepolisian sudah melakukan tindakan awal dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan menerima hasil visum yang dilakukan dokter rumah sakit umum (RSU) Negara setelah insiden yang menimpa Ida Pedanda.

Selain itu, sejumlah saksi sudah diminta keterangan mengenai peristiwa tersebut. Sementara, dari keterangan saksi bahwa

sebelum pohon pule tumbang sudah ada peringatan dari pemotong kayu agar warga yang berada di sekitar untuk pergi menjauh.

“Ini acara adat, sudah dilakukan persembahyangan. Jadi kami hargai dan hormati kearifan lokal,” ujarnya.

Pihak keluarga korban, lanjutnya, sudah menerima kejadian tersebut sebagai musibah dan tidak membuat laporan polisi.

Karena itu, pihaknya belum melakukan proses penyelidikan lebih lanjut mengenai peristiwa tersebut.

“Menunggu dulu, tindakan awal sudah dilakukan. Keluarga sudah menganggap ini musibah,” paparnya.

Sebelum musibah itu datang, Ida Pedanda memimpin proses upacara. Ida Pedanda sendiri yang menandai atau nyikut bagian pohon yang harus dipotong untuk tapel. 

Setelah Ida Pedanda nyikut, kemudian dilakukan pemotongan oleh tukang gergaji mesin. Namun, Bendesa menegaskan, saat itu bukan menebang pohonnya hanya gempong yang ada dalam pohon pule itu dipotong.

Rencananya ada dua gempong yang akan dipotong. Pemotongan yang sudah dilakukan oleh tukang gergaji, ternyata membuat pohon sekitar 30 meter itu tumbang. 

 Warga lain saat itu berlarian dan Ida Pedanda yang saat itu bersama warga lain juga lari, namun bagian pohon menimpanya hingga menyebabkan meninggal dunia. 

NEGARA – Meninggalnya Ida Pedanda Gede Oka Sidanta (sebelumnya ditulis Sudanta) dari Griya Taman Sari Megati, Banjar Tibusambi,

Desa Yehembang Kangin, karena tertimpa pohon pule yang akan dibuat tapel barong menyisakan duka dan tanda tanya bagi warga Jembrana.

Pasalnya, tokoh panutan umat ini meninggal karena peristiwa tragis. Tertimpa cabang pohon pule yang baru saja diupacarai.

Bendesa Pakraman Munduk Anggrek Kaja I Made Subagia belum tahu kapan Ida Pedanda bakal pelebon.

Sebelumnya akan dilakukan paruman untuk memutuskan waktu pelebon Ida Pedanda. “Belum tahu kapan rencananya,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Perbekel Yehembang Kangin Gede Suardika. Menurutnya, pelebon Ida Pedanda belum bisa ditentukan waktunya karena harus menunggu paruman.

Karena proses pelebon Ida Pedanda dipastikan melalui upacara yang cukup banyak, kemungkinan tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat.

“Nanti kami kabari lagi kapan pelebon beliau. Pastinya nunggu hari baik,” terangnya. Kapolres Jembrana AKBP Priyanto Priyo Hutomo mengatakan,

kepolisian sudah melakukan tindakan awal dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan menerima hasil visum yang dilakukan dokter rumah sakit umum (RSU) Negara setelah insiden yang menimpa Ida Pedanda.

Selain itu, sejumlah saksi sudah diminta keterangan mengenai peristiwa tersebut. Sementara, dari keterangan saksi bahwa

sebelum pohon pule tumbang sudah ada peringatan dari pemotong kayu agar warga yang berada di sekitar untuk pergi menjauh.

“Ini acara adat, sudah dilakukan persembahyangan. Jadi kami hargai dan hormati kearifan lokal,” ujarnya.

Pihak keluarga korban, lanjutnya, sudah menerima kejadian tersebut sebagai musibah dan tidak membuat laporan polisi.

Karena itu, pihaknya belum melakukan proses penyelidikan lebih lanjut mengenai peristiwa tersebut.

“Menunggu dulu, tindakan awal sudah dilakukan. Keluarga sudah menganggap ini musibah,” paparnya.

Sebelum musibah itu datang, Ida Pedanda memimpin proses upacara. Ida Pedanda sendiri yang menandai atau nyikut bagian pohon yang harus dipotong untuk tapel. 

Setelah Ida Pedanda nyikut, kemudian dilakukan pemotongan oleh tukang gergaji mesin. Namun, Bendesa menegaskan, saat itu bukan menebang pohonnya hanya gempong yang ada dalam pohon pule itu dipotong.

Rencananya ada dua gempong yang akan dipotong. Pemotongan yang sudah dilakukan oleh tukang gergaji, ternyata membuat pohon sekitar 30 meter itu tumbang. 

 Warga lain saat itu berlarian dan Ida Pedanda yang saat itu bersama warga lain juga lari, namun bagian pohon menimpanya hingga menyebabkan meninggal dunia. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/