29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 8:56 AM WIB

Produksi Awal 4 Kg Ketela Rambat, Kini Kualahan Layani Pesanan

Guru jasa boga di salah satu SMK di Bangli, Ni Nyoman Surya Kencana, menangkap peluang usaha inovatif. Perempuan 37 tahun, yang tinggal di lingkungan Penglipuran, Desa Kubu, Kecamatan Bangli, membuat donat dengan bahan ketela rambat. Seperti apa?

 

IB INDRA PRASETIA, Bangli

NI NYOMAN Surya Kencana Surya mengawali rutinitas membuat donat ketela sepulang mengajar di salah satu SMK di Bangli.

Dibantu kerabatnya, dia mengolah adonan untuk disulap menjadi donat. Nyoman Surya pum berbagi cerita awal mula ide membuat donat dari ketela.

Bahan baku ketela rambat yang cukup banyak tersedia di lingkungannya, coba dimanfaatkan dengan dikemas dalam bentuk donat.

Sempat kepikiran membuat donat dari kentang, hanya saja bahan baku sulit dicari dan harga cukup mahal.

“Saya coba manfaatkan bahan yang mudah dicari. Bahan baku ketela rambat di pasaran harga Rp 5.000,” jelasnya. 

Diakui, saat uji coba, beberapa kali gagal saat membuat donat. Donat ketela awalnya tidak mau mengembang, bahkan pernah tidak enak.

Namun, Nyoman Surya tidak menyerah hingga akhirnya berhasil meracik adonan donat dengan komposisi yang tepat.

Diceritakan, awal merintis usaha rumahan tersebut Nyoman Surya hanya membuat donat berbahan 4 kilogram ketela rambat.

Nyoman Surya memasarkan donat buatannya di lingkungan Penglipuran, dan menitipkan di beberapa sekolah.

Donat yang dibuat ukuran dan harga cukup bervariasi mulai dari Rp 1.000 per biji hingga Rp 4.000 per biji. 

Selain itu varian topping donat menarik para pembeli. Tiga tahun belakangan mulai ada peningkatan produksi donat.

Sekali produksi, bisa menghabiskan 10 kilogram ketela rambat, bahkan saat ada upacara pesanan meningkat.

Nyoman Surya kini belum bisa terlalu banyak mengambil pesanan. Itu karena waktunya terbagi dua, yakni sebagai pengajar dan sebagai usahawan.

“Saya tidak mau jam mengajar terganggu, jadi saya kerjakan setelah pulang sekolah,” ujar ibu dua anak itu.

Diakui untuk pemasaran dia mencoba melalui media sosial dan mendapat respon yang cukup bagus. Nyoman Surya pun berangan-angan bisa lebih mengembangkan usahanya tersebut, termasuk menambah tenaga kerja. 

Sementara itu, untuk proses pembuatan donat ketela, Surya membagi sedikit tips. Terlebih dulu, ketela dibersihkan kemudian dikukus.

Setelah dikukus baru ditumbuk hingga halus. Ketela yang digunakan ada macam-macam jenisnya. “Donat ketela tekstur lembut, dan ketela apa saja bisa digunakan asal tahu komposisinya,” jelasnya. 

Lanjut dia, takaran air juga menjadi perhatian. “Salah takar air bisa gagal,” terangnya. Selanjutnya, ketela dicampurkan dengan bahan yang lainnya baik tepung, gula, telur dan beberapa bahan lainnya.

Setelah tercampur rata, adonan di cetak dan siap di goreng. Donat yang sudah digoreng dan kondisi sudah dingin baru diberikan topping atau bahan tambahan di atas makanan.

Donat ketela dikemas dalam kotak yang di jual Rp 6.000 berisi tiga biji, ada pula donat isi coklat leleh di jual Rp 8.000 dan itu isi dua biji. Sementara donat yang dijual di sekolah-sekolah Rp 1.000 per biji. 

Nyoman Surya juga sempat menjual donat di luar Bangli, hanya saja karena tidak sanggup memenuhi pesanan akhirnya berhenti.

“Mungkin kalau sudah ada tenaga tambahan, bisa saya memenuhi pesanan, pelan-pelan dulu sambil jalan,” tukasnya.

Guru jasa boga di salah satu SMK di Bangli, Ni Nyoman Surya Kencana, menangkap peluang usaha inovatif. Perempuan 37 tahun, yang tinggal di lingkungan Penglipuran, Desa Kubu, Kecamatan Bangli, membuat donat dengan bahan ketela rambat. Seperti apa?

 

IB INDRA PRASETIA, Bangli

NI NYOMAN Surya Kencana Surya mengawali rutinitas membuat donat ketela sepulang mengajar di salah satu SMK di Bangli.

Dibantu kerabatnya, dia mengolah adonan untuk disulap menjadi donat. Nyoman Surya pum berbagi cerita awal mula ide membuat donat dari ketela.

Bahan baku ketela rambat yang cukup banyak tersedia di lingkungannya, coba dimanfaatkan dengan dikemas dalam bentuk donat.

Sempat kepikiran membuat donat dari kentang, hanya saja bahan baku sulit dicari dan harga cukup mahal.

“Saya coba manfaatkan bahan yang mudah dicari. Bahan baku ketela rambat di pasaran harga Rp 5.000,” jelasnya. 

Diakui, saat uji coba, beberapa kali gagal saat membuat donat. Donat ketela awalnya tidak mau mengembang, bahkan pernah tidak enak.

Namun, Nyoman Surya tidak menyerah hingga akhirnya berhasil meracik adonan donat dengan komposisi yang tepat.

Diceritakan, awal merintis usaha rumahan tersebut Nyoman Surya hanya membuat donat berbahan 4 kilogram ketela rambat.

Nyoman Surya memasarkan donat buatannya di lingkungan Penglipuran, dan menitipkan di beberapa sekolah.

Donat yang dibuat ukuran dan harga cukup bervariasi mulai dari Rp 1.000 per biji hingga Rp 4.000 per biji. 

Selain itu varian topping donat menarik para pembeli. Tiga tahun belakangan mulai ada peningkatan produksi donat.

Sekali produksi, bisa menghabiskan 10 kilogram ketela rambat, bahkan saat ada upacara pesanan meningkat.

Nyoman Surya kini belum bisa terlalu banyak mengambil pesanan. Itu karena waktunya terbagi dua, yakni sebagai pengajar dan sebagai usahawan.

“Saya tidak mau jam mengajar terganggu, jadi saya kerjakan setelah pulang sekolah,” ujar ibu dua anak itu.

Diakui untuk pemasaran dia mencoba melalui media sosial dan mendapat respon yang cukup bagus. Nyoman Surya pun berangan-angan bisa lebih mengembangkan usahanya tersebut, termasuk menambah tenaga kerja. 

Sementara itu, untuk proses pembuatan donat ketela, Surya membagi sedikit tips. Terlebih dulu, ketela dibersihkan kemudian dikukus.

Setelah dikukus baru ditumbuk hingga halus. Ketela yang digunakan ada macam-macam jenisnya. “Donat ketela tekstur lembut, dan ketela apa saja bisa digunakan asal tahu komposisinya,” jelasnya. 

Lanjut dia, takaran air juga menjadi perhatian. “Salah takar air bisa gagal,” terangnya. Selanjutnya, ketela dicampurkan dengan bahan yang lainnya baik tepung, gula, telur dan beberapa bahan lainnya.

Setelah tercampur rata, adonan di cetak dan siap di goreng. Donat yang sudah digoreng dan kondisi sudah dingin baru diberikan topping atau bahan tambahan di atas makanan.

Donat ketela dikemas dalam kotak yang di jual Rp 6.000 berisi tiga biji, ada pula donat isi coklat leleh di jual Rp 8.000 dan itu isi dua biji. Sementara donat yang dijual di sekolah-sekolah Rp 1.000 per biji. 

Nyoman Surya juga sempat menjual donat di luar Bangli, hanya saja karena tidak sanggup memenuhi pesanan akhirnya berhenti.

“Mungkin kalau sudah ada tenaga tambahan, bisa saya memenuhi pesanan, pelan-pelan dulu sambil jalan,” tukasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/