25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:08 AM WIB

Kehabisan Bekal, Alami Gangguan Jiwa, WN Belgia Diamankan

PEMARON – Diduga mengalami gangguan jiwa, Paul Gerard M. Ghysbrecht, 55, warga negara asing asal Belgia, terpaksa diamankan tim Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian (Wasdakim) Kantor Imigrasi Singaraja.

Warga negara asing itu kehabisan bekal saat berlibur di Bali, dan diduga kuat mengalami depresi. Paul sempat diamankan aparat kepolisian di Polsek Rendang, pada Jumat (6/4) pekan lalu.

Dia kemudian diserahkan pada tim Wasdakim Kantor Imigrasi Singaraja, untuk dideportasi. Saat menjalani pemberkasan, Paul menunjukkan tanda-tanda agak ganjil.

Jawabannya pun sering nyaplir, sehingga dilakukan pemeriksaan kesehatan di RSUD Buleleng. Benar saja, tim medis lantas menyatakan Paul mengalami gangguan kejiwaan psikotik non organik.

Akhirnya pihak imigrasi melakukan koordinasi dengan Konsulat Belgia untuk perawatan lebih lanjut. “Konsulat akhirnya meminta agar dirujuk dulu ke RS Sanglah untuk perawatan lebih lanjut.

Kami juga tidak mungkin melakukan deportasi. Pasti ditolak maskapai karena bisa membahayakan penerbangan. Kemarin malam (Rabu malam, Red)

kami serahkan ke Rudenim (Rumah Detensi Imigrasi) Denpasar, untuk kemudian dirujuk ke Sanglah. Nanti biaya pengobatan ditanggung konsulat,” kata Kepala Kantor Imigrasi Singaraja, Ngurah Mas Wijaya Kusuma kemarin (12/4).

Menurut Ngurah Mas, turis Belgia itu sudah berada di Bali sejak tiga pekan terakhir. Dari penelusuran tim imigrasi, Paul sempat mengunjungi beberapa lokasi, seperti Ubud, Sanur, dan terakhir Besakih.

Saat masuk ke Indonesia, Paul mengaku hendak melakukan pendalaman spiritual. “Terakhir dia berada di Besakih mau melakukan ibadah.

Kemudian diamankan karena mau naik Gunung Agung. Kondisinya juga sudah linglung. Dia tidak punya biaya hidup lagi, tidak ada uang, tidak punya penjamin, maka kami jemput,” imbuhnya. 

PEMARON – Diduga mengalami gangguan jiwa, Paul Gerard M. Ghysbrecht, 55, warga negara asing asal Belgia, terpaksa diamankan tim Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian (Wasdakim) Kantor Imigrasi Singaraja.

Warga negara asing itu kehabisan bekal saat berlibur di Bali, dan diduga kuat mengalami depresi. Paul sempat diamankan aparat kepolisian di Polsek Rendang, pada Jumat (6/4) pekan lalu.

Dia kemudian diserahkan pada tim Wasdakim Kantor Imigrasi Singaraja, untuk dideportasi. Saat menjalani pemberkasan, Paul menunjukkan tanda-tanda agak ganjil.

Jawabannya pun sering nyaplir, sehingga dilakukan pemeriksaan kesehatan di RSUD Buleleng. Benar saja, tim medis lantas menyatakan Paul mengalami gangguan kejiwaan psikotik non organik.

Akhirnya pihak imigrasi melakukan koordinasi dengan Konsulat Belgia untuk perawatan lebih lanjut. “Konsulat akhirnya meminta agar dirujuk dulu ke RS Sanglah untuk perawatan lebih lanjut.

Kami juga tidak mungkin melakukan deportasi. Pasti ditolak maskapai karena bisa membahayakan penerbangan. Kemarin malam (Rabu malam, Red)

kami serahkan ke Rudenim (Rumah Detensi Imigrasi) Denpasar, untuk kemudian dirujuk ke Sanglah. Nanti biaya pengobatan ditanggung konsulat,” kata Kepala Kantor Imigrasi Singaraja, Ngurah Mas Wijaya Kusuma kemarin (12/4).

Menurut Ngurah Mas, turis Belgia itu sudah berada di Bali sejak tiga pekan terakhir. Dari penelusuran tim imigrasi, Paul sempat mengunjungi beberapa lokasi, seperti Ubud, Sanur, dan terakhir Besakih.

Saat masuk ke Indonesia, Paul mengaku hendak melakukan pendalaman spiritual. “Terakhir dia berada di Besakih mau melakukan ibadah.

Kemudian diamankan karena mau naik Gunung Agung. Kondisinya juga sudah linglung. Dia tidak punya biaya hidup lagi, tidak ada uang, tidak punya penjamin, maka kami jemput,” imbuhnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/