MANGUPURA – PT. Angkasa Pura I (PAP) kembali membuat inovasi. Untuk pertama kalinya di Indonesia, perusahaan BUMN ini menghadirkan
konsep penjualan barang duty free di terminal kedatangan internasional Bandara Ngurah Rai (Duty Free Arrival).
Dengan menggandeng PT Dufrindo Internasional, area perbelanjaan bebas bea seluas 298 meter persegi secara resmi beroperasi Jum’at pagi (13/4) kemarin.
GM Bandara I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi mengungkapkan, terobosan yang dilakukan Perum Angkasa Pura I ini menjadi upaya nyata bagaimana pihaknya ingin memanjakan para penumpang.
“Sebelum ada Duty Free Arrival (DFA) mungkin penumpang akan membeli kebutuhannya selama di Bali di toko duty free negara asal.
Tentu ini akan menambah barang bawaan ke kabin pesawat. Dengan adanya DFA, para penumpang menjadi lebih mudah karena bisa lakukan itu sesaat setelah mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai,” Yanus.
Pemikiran dasar menghadirkan konsep tersebut untuk memberikan kemudahan dan pengalaman yang menyenangkan sejak penumpang masuk ke Bali.
Iringan musik tradisional dan petugas berkostum adat Bali tentu akan menjadi nilai tambah sebagai sambutan saat melakukan pembelian.
“Ini bagus untuk first impression wisatawan asing.” imbuhnya lagi. Berbeda dengan toko duty free lainnya yang berlokasi
di terminal keberangkatan, fasilitas ini masih masuk dalam kawasan sisi udara terminal kedatangan (restricted area).
Karena itu, masih memerlukan pengawasan langsung Bea Cukai. Implementasinya diatur secara khusus oleh Kementerian Keuangan melalui Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 204 Tahun 2017 tentang Toko Bebas Bea.
”Kami berharap dengan fasilitas baru ini Bandara Ngurah Rai dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanannya, termasuk aspek pelayanan penunjang kebandarudaraan,” bebernya.
Direktur Fasilitas Kepabeanan Bea Cukai Robi Toni mengatakan, Indonesia bersaing dengan negara lain karena saat ini sudah lebih dari 50 negara menerapkan kebijakan duty free arrival.
“Untuk membedakan barang yang dibeli di DFA Bandara Ngurah Rai dengan barang yang dibawa dari negara asal, maka kami akan sediakan kemasan khusus agar mudah indentifikasinya,” kata Roni.
Dia menambahkan, dalam waktu seminggu sejak soft launching, sebanyak 85 persen customer yang berbelanja adalah wisatawan asing, sisanya warga negara Indonesia yang baru kembali dari luar negeri.