DENPASAR – Kontestan Pilgub Bali 2013-2018 pendamping AA Puspayoga, Dewa Nyoman Sukrawan tampak bersemangat
memenangkan rivalnya 5 tahun silam Ketut Sudikerta sebagai cawagub Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra 2018-2023.
Memperoleh mandat sebagai Wakil Ketua DPD I Golkar Bali Bidang Pengabdian Masyarakat, Dewa Sukrawan mengaku siap merangkul kader Golkar yang pindah ke partai lain maupun yang kini sedang nonaktif berpolitik.
“Tentu bukan masalah orang yang pernah di Golkar loncat ke partai lain terus gabung lagi. Tidak. Yang jelas saya akan merangkul seluruh komponen masyarakat
yang mempunyai keinginan sama dengan Partai Golkar, baik dari visi-misi maupun program-program mendasarnya,” ujar Dewa Sukrawan kemarin.
Mantan Ketua DPRD Kabupaten Buleleng 2009-2014 mengaku akan merangkul bukan hanya tokoh-tokoh senior Golkar, melainkan juga generasi milenial.
Tokoh-tokoh muda ini akan dididik menjadi kader Golkar yang mimiliki visi-misi membangun bangsa ke depan.
“Saya bergerak tidak hanya di Buleleng. Saya mempunyai kewajiban untuk merangkul seluruh kabupaten yang ada di Bali,” tandasnya.
Tentang kondisi sosiokultural masyarakat Buleleng dan pemimpin yang mereka butuhkan untuk membangun Bumi Panji Sakti,
Dewa Sukrawan menjawab harapan masyarakat Buleleng pada umumnya sama dengan masyarakat kabupaten lain di Bali, yakni dipimpin oleh figur pemimpin yang bisa mengayomi masyarakat.
“Terutama di bidang ekonomi, hukum, dan keamanan. Ini yang penting. Kalau sudah terayomi di bidang keamanan, masyarakat bisa bekerja dengan nyaman, tidak ada gontok-gontokan,
tidak ada rasa takut, dan kekhawatiran. Ini harus menjadi modal mutlak untuk Bali yang 75 persen warganya bergantung pada sektor pariwisata,” tandasnya.
Lebih jauh, ayah empat orang anak itu Gubernur dan Wakil Gubernur Bali yang baru diharapkan menjawab persoalan kemiskinan, khususnya di Buleleng.
“Intinya akses yang tak bertele-tele dan benar-benar terealisasi di masyarakat. Ketika ada kenaikan sembako misalnya langsung bisa turun langsung ke masyarakat,” ungkapnya.
Sukrawan menambahkan setiap tahun Buleleng menikmati masa panen raya. Sayangnya, tidak hal tersebut tidak lantas membuat masyarakat sejahtera.
“Bukan hanya panennya raya, tapi di luar panen raya para petani juga bisa menikmati hasil raya yang baik,” tandasnya sembari menyebut petani selalu mengeluh lantaran jebolnya harga buah.
Sukrawan menekankan perlu ada cara agar masyarakat petani jangan sampai ragu menjadi petani karena jerih payahnya tidak mendapatkan hasil setimpal. Tujuannya agar masyarakat tak ragu menjadi petani.
“Figur yang bisa meyakinkan masyarakat terkait perekonomian yang aman dan nyaman dan mampu memenuhi seluruh potensi masyarakat. Tidak memandang ras, agama, suku, saya pikir akan didukung masyarakat Bali,” tegasnya.
Sayangnya, Sukrawan memilih silent saat ditanya hal riil yang dilakukan untuk menggaet hati 558.890 warga Buleleng.
“Nanti kita lihatlah. Saya tidak berandai-andai. Saya tidak akan berjanji bahwa suara Mantra-Kerta akan sekian persen-sekian persen.
Akan mampu menang atau bagaimana. Tetapi nanti pada hari H-nya kita lihatlah apa yang terjadi di Buleleng,” ungkapnya.
Sukrawan menambahkan dirinya tak ingin melakukan manuver politik dengan hal-hal yang tidak jelas.
“Upaya-upaya itu mohon maaf saya rahasiakan strateginya. Yang jelas masyarakat sudah kami berikan program visi-misi. Nawacandra. Itulah program riil Mantra-Kerta,” tandasnya.