AMLAPURA– Populasi ternak sapi di Kabupaten Karangasem saat ini jumlahnya mencapai 117.126 ekor. Jumlah tersebut mengalami penyusutan ribuan ekor dibandingkan sebelum terjadinya erupsi Gunung Agung.
Sebelum erupsi, populasi sapi Bali di Karangasem mencapai 127 ribu ekor lebih. Namun, sebelum dan saat erupsi, ribuan ekor sapi dijual pemiliknya karena khawatir mati sia-sia.
Untuk kembali meningkatkan jumlah populasi sapi di Karangasem, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem I Wayan Supandhi mengungkapkan, telah melakukan berbagai upaya.
Seperti melancarkan dan mengintensifkan Program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting, sosialisasi dan pembangunan kelompok tani ternak, serta fasilitas pengembangan ternak sapi.
“Kami juga mengusulkan permohonan 200 ekor bibit sapi ke pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian,” katanya.
Percepatan pemulihan populasi sapi itu diungkapkannya juga didukung oleh semangat para peternak terutamanya warga yang berada di daerah terdampak erupsi Gunung Agung.
Mereka saat ini sudah mulai kembali beternak sapi. Hal ini lantaran potensi pakan ternak di daerah tersebut melimpah.
“Mereka sudah berani beternak dan tidak ada lagi kekhawatiran karena status Gunung Agung sudah menurun.
Populasi sapi tersebar merata di semua kecamatan, tetapi populasi terbesar berada di Kecamatan Rendang dan Kubu,” ujar Supandhi.
Lebih lanjut diungkapkannya, untuk melindungi tenak sapi warga Karangasem, asuransi saat ini di pandang sangat penting.
Karangasem sendiri mendapat kuota asuransi sebanyak 1.100 ekor sapi. “Asuransi ternak sapi saat ini sudah termanfaatkan di 14 kelompok dengan jumlah sapi sebanyak 250 ekor,” tandasnya.