TABANAN – Raut wajah shock terlihat dari I Wayan Mason, 50, warga Banjar Wanayu, Desa Angkah, Selemadeg Barat, Tabanan.
Dia harus mendapat perawatan medis di ruangan UGD RSU Tabanan. Pria yang bekerja sebagai petani mengalami musibah yang mengenaskan saat bekerja memotong rumput di kebun kopi milik I Wayan Sudarya.
Kaki kanannya terpotong oleh mesin pemotong rumput Kamis (26/4) kemarin. Saat berada di UGD BRSUD Tabanan, I Wayan Mason terlihat tergolek lemah di bed tempat tidur.
Kaki kanannya dibalut dengan perban, wajahnya tampak pucat sesekali dia mengeluh kesakitan.
Keluarga korban I Komang Niarta yang ditemui di UGD RSUD Tabanan menceritakan musibah yang menimpa ayah.
Kaki kanan ayahnya yang terpotong mesin pemotong rumput terjadi sekitar pukul 11.00. Kala itu ayahnya sedang bekerja di kebun milik I Wayan Sudarya. Perkerjaan sebagai petani sudah lama digeluti ayahnya.
Ketika memotong rumput di kebun milik I Wayan Sudarya saat itu hampir selesaikan dilakukan. Nasib memang tidak dapat dihindari, malah ayahnya melanjutkan pekerjaan yang tinggal sedikit.
Tiba-tiba saat sedang bekerja, pisau mesin pemotong rumput yang digunakan terbentur pohon kopi hingga patah dan mengenai pergelangan kaki kanannya.
Nahasnya lagi kaki dalam hitungan detik terputus, bahkan sepatu boots yang digunakan itu terpotong.
“Saya sangat shock atas peristiwa yang menimpa ayah. Mengetahui kejadian itu dari salah satu warga yang menolong ayah. Ayah sebenarnya sudah mau pulang beristirahat ke rumah.
Tapi, ayah kembali melanjutkan pekerjaan itu sehingga tertimpa kejadian terkena mesin pemotong rumput,” ungkap Niarta dengan nada sedih.
Dituturkan Niarta, saat kejadian tersebut tak seorang pun yang mengetahui. Pasalnya, ayahnya bekerja sendirian di tegalan kebun.
Saat kaki terputus terkena mesin pemotong tidak ada yang menolong. Ayahnya pulang sendiri ke rumah dengan kondisi merangkak.
Jarak antara rumah dengan kebun tempat bekerja sejauh 200 meter. Syukurnya di dalam perjalanan ada yang menolong salah satu warga yang juga berprofesi sebagai petani.
Kemudian membawa ayah ke rumah dengan cara menggendong. Dengan kondisi yang berlumuran darah dan kaki kanan terpotong. Barulah dibawa ke puskemas Selemadeg Barat sekitar pukul 12.00.
“Tidak ada firasat apapun sebelum kejadian. Karena biasanya ayah bekerja berangkat pagi dari rumah dan berpamitan dengan keluarga,” ujarnya.
Ditambahkan Niarta, karena kondisi luka kaki kanan ayahnya parah sehingga harus di rujuk ke RSUD Tabanan beserta potongan pergelangan kaki kananya tersebut.
“Tadi sempat saya mendengar keputusan dokter, bahwa kaki kanan yang terpotong harus dilakukan operasi amputasi.
Hanya itu salah satu jalan, jika disambung kembali itu tidak mungkin bisa. Mudah-mudah ayah cepat sembuh dan operasi berjalan lancar,” pungkasnya.