RadarBali.com – Lesunya perekonomian juga di alami sektor kerajinan perak. Kondisi ini berdampak pada penurunan penjualan karena lemahnya daya beli masyarakat.
Menyiasati kondisi ini, beberapa pengusaha perak di Celuk menerapkan berbagai inovasi. Seperti yang dilakukan Bara Silver, di mana untuk meningkatkan penjualan, pihaknya melakukan terobosan dengan mengurangi pemakaian bahan perak dan lebih mengedepankan desain.
Pemiliki Bara Silver, Putu Sudi Adnyani ditemui Kamis (10/8), mengungkapkan. Untuk perak masih pada posisinya.
Namun saat ini, Bara Silver menerapkan konsep baru, di mana untuk menarik minat pembeli pemakaian asesoris bahan perak di kurangi.
“Jadi, lebih tipis dan ringan. Tapi kualitas tidak kalah, karena kami kedepankan desain yang menarik. Daya jangkau segi harga juga lebih murah,” katanya ditemui di kantor Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranas) Bali.
Untuk asesoris perhiasan perak jenis tatahan memiliki tingkat perbandingan 3 banding satu ketimbang produksi asesoris perak yang biasanya dijual.
“Kalau misalnya harga asesoris perak jenis tatahan Rp 5 juta, nah kalau yang saya produksi jenisnya memiliki harga setengah lebih murah. Dari segi pemakaian bahan juga lebih irit,” ucap perempuan asal Buleleng ini.
Sudi menambahkan, di tengah kondisi sulit saat ini, ia tidak ingin Celuk kehilangan jatidiri sebagai ikon produksi kerajinan perak.
“Jadi kami sebagai pengusaha, bagaimana bisa memanfaatkan peluang dalam kondisi sulit sekalipun,” pungkasnya.