AMLAPURA – Gunung Agung kembali mengalami erupsi, Senin (30/4) lalu sekitar pukul 22.45. Kemudian disusul Selasa (1/5) kemarin.
Kondisi itu pun sempat membuat sejumlah warga Kabupaten Karangasem terutamanya yang tinggal tidak jauh dari Gunung Agung berhamburan ke luar rumah.
Namun hal itu tidak berlangsung lama lantaran masyarakat yang sudah terbiasa dengan kondisi Gunung Agung melihat letusan kali ini tidak terlalu mengancam sehingga memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing.
Erupsi Gunung Agung yang terjadi, Senin (30/4) sekitar pukul 22.45 itu memiliki tinggi kolom abu teramati 1.500 meter di atas puncak kawah.
Sementara pada Selasa (1/5) pukul 18.00 memiliki ketinggian 200 meter dan asap condong ke arah timur.
“Ya, erupsi di status Siaga itu biasa. Potensi bahaya erupsi yang mengancam jiwa secara langsung masih dalam radius empat kilometer,” ujar Kepala Sub Bidang Mitigasi
Bencana Geologi Wilayah Timur pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana kemarin.
Menurutnya, erupsi merupakan wujud mengalirnya fluida magma ke permukaan. Saat ini, kata dia, intensitas magma yang keluar masih relatif kecil.
“PVMBG melalui Tim Tanggap Darurat sudah mengecek langsung ke lapangan tadi malam. Hujan abu memang terjadi di sektor sebelah barat Gunung Agung.
Tim kami menemukan abu tipis di antaranya, di Besakih dan abu sangat tipis di Kintamani. Hujan abu lebat hanya di sekitar kawah,” tandasnya.