DENPASAR – Warga Jepang Tsuyosi Maeyama, 50, yang tinggal di Perumahan Jadi Pesona Residence No. 11, Banjar Gumicik, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, ditemukan membusuk Selasa (1/5) kemarin.
Polisi menyebut kematian korban akibat sakit. Jasad korban langsung dibawa ke RS Sanglah Denpasar untuk kepentingan pemeriksaan luar.
Jenasah Yosi diterima di Forensik RS Sanglah pada pukul 12.30 kemarin. Saat diterima, kondisnya memang sudah dalam kondisi membusuk.
Tim forensik RS Sanglah langsung melakukan pemeriksaan luar terhadap jenasah. Hasilnya?
Menurut Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah dr. Dudut Rustyadi, dari pemeriksaan luar, korban diperkirakan meninggal sejak 3-4 hari lalu.
“Ada tanda pembusukan berupa perubahan warna kulit menjadi kehitaman, tubuh bengkak, keluar cairan pembusukan dari mulut dan tercium bau,” ungkapnya.
Terkait dengan kabar bahwa korban tewas karena di gigit anjing, dr. Dudut membantahnya. Dalam pemeriksaan, pihaknya memang menemukan luka lecet yang terdapat pada kaki bagian tungkai bawah.
Namun diperkirakan luka tersebut sudah didapat sejak lama. “Luka tersebut bahkan sudah mulai sembuh. Namun belum bisa dipastikan apakah itu disebabkan oleh gigitan anjing,” terangnya.
Indikasi kuat, kata dr Dudut, kematian korban lebih besar mengarah karena sakit. “Kecurigaan sebab kematian karena sakit,” tuturnya.
Seperti diberitakan, saat Yosi – sapaan Tsuyosi Maeyama meninggal, ada dua anjing peliharaannya terus menunggui jasad korban.
Anjing itu seperti tidak rela sang tuan menghadapi sakaratul maut sendiri. Yang bikin haru, dua anjing itu terdiam selama menunggui jasad tuannya. Serasa merasakan kesedihan.