RadarBali.com – Indonesia, khususnya Bali kembali akan menjadi tuan rumah hajatan internasional. Kali ini pertemuan tahunan International Monetary Fund-World Bank (IMF-WB) yang akan diselenggarakan pada 8 – 14 Oktober 2018 mendatang.
Karena itu, berbagai persiapan dimatangkan. Mulai dari persiapan bandara dengan membangun penambahan landasan pacu, hingga pengembangan kawasan wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang rencananya akan digunakan untuk jamuan makam malam serta pertunjukan konser.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, AA Gede Yuniartha Putra mengatakan, kejelasan GWK sebagai salah satu tempat yang akan digunakan sebagai jamuan makam malam serta konser ini masih menunggu persetujuan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan sebagai pimpinan kepanitiaan acara IMF-WB ini.
“Jadi apakah disetujui atau tidak itu tergantung dari Kemenko Maritim. Tapi kami berharap disetujui GWK sebagai salah satu lokasi pelaksanaan IMF ini,” katanya kepada koran ini Kamis (10/8).
Yuniartha menambahkan, secara kualifikasi, GWK memiliki kelas yang sudah internasional. Terlebih dengan adanya pengembangan yang saat ini tengah berlangsung. Salah satu yang terlihat yakni pembangunan patung karya I Nyoman Nuarta.
Bahkan, Yuniartha menyebut, ketika patung Dewa Wisnu sudah rampung dengan ketinggian 120 meter akan melebihi dari tingginya patung Liberty di Amerika Serikat yang memiliki tinggi 93 meter.
“Saat ini masih dikerjakan. Bahannya murni baja, dan dikebut sampai Agustus 2018 harus sudah selesai,” terangnya.
Dengan diselenggarakannya pertemuan IMF ini, Bali akan kedatangan tamu dari berbagai negara sebanyak 15 ribu orang peserta.
Tentunya ini akan membawa dampak positif bagi pertumbuhan pariwisata di Bali. “Kalau tahun ini Bali ditarget 5,5 juta wisatawan asing. Tahun 2018 mungkin sampai 6,5 juta. Selain patung, Bandara juga dikebut. Karena akan banyak pesawat yang parkir. Jadi Hotel Patra Jasa akan kena dampak dari perluasan Bandara ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur PT. Garuda Adhimatra Indonesia (GWK), Seno Andhikawanto belum memberikan tanggapan. Saat dihubungi melalui sambungan telepon, nada dering aktif namun tidak diangkat.