32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 15:29 PM WIB

Pelajar Bertumbangan, Pedagang Milkshake Trauma Jadi Pemicu Keracunan

GIANYAR – Pasca keracunan masal yang menimpa pelajar SDN 1 Temesi, pedagang kantin, Ni Nyoman Karmi disebut mengalami trauma.

Menantu si pedagang, Dewa Tirta, mengaku mertuanya terus menjadi sorotan dan dicecar banyak pertanyaan oleh banyak orang sejak kejadian tersebut.

“Mertua saya trauma. Banyak sekali yang menanyakan kejadian itu. Apalagi dari tadi banyak polisi bertanya, pertanyaan yang diulang-ulang,” ujar Dewa Tirta.

Pria asal Blahbatuh itu juga merasa kasihan dengan mertuanya karena harus berurusan dengan kepolisian. Terlebih, Karmi harus diperiksa di Polsek Kota Gianyar.

Dijelaskan Tirta, mertuanya memang baru pertama kali menjual produk minuman dari susu yang dicampur es itu.

Akan tetapi, menurutnya, seluruh prosedur sudah dilalui dengan baik. Mulai dari pembelian bahan susu serbuk di salah satu minimarket di Gianyar. “Lalu airnya dari mata air, tapi sudah dimasak,” ujarnya.

Saking traumanya pedagang kantin dengan kejadian itu, kantin yang terletak di timur sekolah itu sementara tutup.

Tapi aktivitas sekolah masih tetap berlangsung. Bahkan, siang kemarin, pihak sekolah mengundang orang tua siswa untuk membahas ulangan umum.

Di bagian lain, sebanyak 15 siswa yang sempat dirawat di UGD RS Sanjiwani Gianyar sudah diperbolehkan pulang. “Kondisi mereka sudah sembuh total,” ujar Dirut RS Sanjiwani Gianyar, dr. Ida Komang Upeksa, kemarin.

Para siswa yang dipulangkan juga dibekali obat untuk rawat jalan. Walau sudah pulang ke rumah masing-masing, mereka belum sekolah karena kondisinya belum fit.

Kapolsek Kota Gianyar, Kompol S. Yoga, mengaku sudah memeriksa pedagang kantin di Polsek Gianyar.

“Kami menanyakan pedagang perihal cara memasak. Prosesnya sampai tata cara menyajikan seperti apa,” terangnya.

Sedangkan, barang bukti berupa kemasan bekas susu serbuk, hingga gelas plastik tempat menyeduh milkshake yang sempat diamankan polisi kini sudah di Lab Forensik Polda Bali.

“Kami masih menunggu hasil dari lab forensik. Hasilnya belum bisa ditentukan,” jelas perwira dengan pangkat melati satu itu.

Menurut Kompol Yoga, hasil lab forensik, nantinya akan menjawab seluruh pertanyaan mengenai apa penyebab pasti dari keracunan tersebut.

“Yang jelas, pedagang tidak menyangka apa yang dijual sampai menjadi bencana. Dia sudah biasa jualan di sana,” tukasnya. 

GIANYAR – Pasca keracunan masal yang menimpa pelajar SDN 1 Temesi, pedagang kantin, Ni Nyoman Karmi disebut mengalami trauma.

Menantu si pedagang, Dewa Tirta, mengaku mertuanya terus menjadi sorotan dan dicecar banyak pertanyaan oleh banyak orang sejak kejadian tersebut.

“Mertua saya trauma. Banyak sekali yang menanyakan kejadian itu. Apalagi dari tadi banyak polisi bertanya, pertanyaan yang diulang-ulang,” ujar Dewa Tirta.

Pria asal Blahbatuh itu juga merasa kasihan dengan mertuanya karena harus berurusan dengan kepolisian. Terlebih, Karmi harus diperiksa di Polsek Kota Gianyar.

Dijelaskan Tirta, mertuanya memang baru pertama kali menjual produk minuman dari susu yang dicampur es itu.

Akan tetapi, menurutnya, seluruh prosedur sudah dilalui dengan baik. Mulai dari pembelian bahan susu serbuk di salah satu minimarket di Gianyar. “Lalu airnya dari mata air, tapi sudah dimasak,” ujarnya.

Saking traumanya pedagang kantin dengan kejadian itu, kantin yang terletak di timur sekolah itu sementara tutup.

Tapi aktivitas sekolah masih tetap berlangsung. Bahkan, siang kemarin, pihak sekolah mengundang orang tua siswa untuk membahas ulangan umum.

Di bagian lain, sebanyak 15 siswa yang sempat dirawat di UGD RS Sanjiwani Gianyar sudah diperbolehkan pulang. “Kondisi mereka sudah sembuh total,” ujar Dirut RS Sanjiwani Gianyar, dr. Ida Komang Upeksa, kemarin.

Para siswa yang dipulangkan juga dibekali obat untuk rawat jalan. Walau sudah pulang ke rumah masing-masing, mereka belum sekolah karena kondisinya belum fit.

Kapolsek Kota Gianyar, Kompol S. Yoga, mengaku sudah memeriksa pedagang kantin di Polsek Gianyar.

“Kami menanyakan pedagang perihal cara memasak. Prosesnya sampai tata cara menyajikan seperti apa,” terangnya.

Sedangkan, barang bukti berupa kemasan bekas susu serbuk, hingga gelas plastik tempat menyeduh milkshake yang sempat diamankan polisi kini sudah di Lab Forensik Polda Bali.

“Kami masih menunggu hasil dari lab forensik. Hasilnya belum bisa ditentukan,” jelas perwira dengan pangkat melati satu itu.

Menurut Kompol Yoga, hasil lab forensik, nantinya akan menjawab seluruh pertanyaan mengenai apa penyebab pasti dari keracunan tersebut.

“Yang jelas, pedagang tidak menyangka apa yang dijual sampai menjadi bencana. Dia sudah biasa jualan di sana,” tukasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/