DENPASAR – Skuad Bali United akhirnya tiba di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu sore kemarin (9/5).
Pelatih Bali United Widodo Cahyono Putro membawa 20 pemain untuk melawan tuan rumah Mitra Kukar di Stadion Aji Imbut, Jumat malam (11/5) besok.
Jelang kontra Bayu Pradana dkk, berbagai persoalan mendera kubu Serdadu Tridatu. Bukan hanya cedera pemain, tapi juga taktik skuad Bali United yang dalam dua pertandingan terakhir mudah dibaca kubu lawan.
Analisis itu dikuatkan oleh Pelatih PS Tira Rudy Eka Priambada dan Pelatih Sriwijaya FC Rahmad Darmawan.
Keduanya kompak mengatakan kunci kemenangan skuad mereka masing-masing adalah tidak bermain dengan skema bertahan total.
PS Tira melakukan kontra strategi dengan strategi Bali United yang mengandalkan serangan balik cepat ketika bertandang ke markas lawan.
Sementara Sriwijaya FC bermain sangat terbuka dan terus menyerang tanpa melakukan skema bertahan total.
Yang menarik, kekalahan Serdadu Tridatu dalam dua pertandingan terakhir terjadi di menit-menit akhir pertandingan.
Saat melawan The Army – julukan PS Tira, Gustavo Fabian Lopez berhasil membuat timnya unggul pada menit ke-81 melalui sepakan tendangan bebas.
Ketika melawan Sriwijaya FC, Hamka Hamzah yang menjadi aktor antagonis setelah golnya pada menit ke-92 membuyarkan harapan Bali United meraih satu poin.
Berbagai pertanyaan pun mencuat. Kenapa Fadil Sausu dkk selalu kehilangan konsentrasi di menit-menit akhir?
Apakah ada masalah dengan stamina pemain? Sebab, setelah 65 menit ke atas, para pemain Bali United terlihat cukup kelelahan yang mengakibatkan pertahanan sedikit kocar-kacir.
Hal ini sebenarnya sudah diketahui Pelatih Bali United Widodo Cahyono Putro. Tapi, dengan tegas dia mengatakan bahwa apapun strategi yang akan dibuat tidak akan diumbar di media.
Termasuk juga segala strategi dan perbaikan melawan Naga Mekes – julukan Mitra Kukar.
Dia hanya membeberkan bahwa menghadapi Mitra Kukar yang memiliki sederet pemain cepat di sayap mereka, anak asuhnya harus bisa menjaga keseimbangan permainan.
“Contoh saat lawan Sriwijaya. Kami main di kandang dan mereka ingin menang. Prinsip mereka seperti itu. Tapi, mereka juga harus bisa menjaga keseimbangan permainan.
Jangan lupa untuk bertahan. Saya melihat mereka seolah-olah ingin memenangkan pertandingan,” beber Pelatih Bali United Widodo Cahyono Putro.
Dalam sesi latihan di Lapangan Trisakti, Legian, Selasa pagi (8/5) lalu, Widodo mencoba memperbaiki segala kekurangan yang ada. Pola transisi dicoba oleh mantan penyerang Persija Jakarta ini.
Karena dia sadar, hal itu belum terlihat di Bali United dalam dua pertandingan terakhir. “Transisi dari menyerang ke bertahan tidak ada. Seharusnya begitu diserang harus bisa bertahan dengan cepat,” tuturnya.