DENPASAR – Kalangan pariwisata di Bali ikut mengutuk aksi pengeboman tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati menyatakan, sementara saat ini pariwisata di Bali masih normal.
Belum ada pembatalan kunjungan ke Pulau Dewata. “Kami menyesalkan dan mengutuk bom di Surabaya yang menyerang umat beragama sedang beribadah,” ujar Cok Ace – sapaan akrabnya.
Menurut Cok Ace, meski situasi di Bali masih normal, seluruh asosiasi yang bernaung di bawah PHRI terus memantau reaksi pasar.
Terutama pasar Australia yang dikenal cukup responsif ketika ada peristiwa yang mengganggu keamanan. PHRI berharap tidak ada reaksi yang berlebihan dari pasar.
Sebab, aparat sudah bergerak cepat mengatasi situasi. Langkah lain yang dilakukan PHRI yakni berusaha menanamkan pola pikir pada turis bahwa aksi bom bisa terjadi di mana-mana.
Di negara manapun. Sebagai bukti, Amerika Serikat, Prancis dan London, Inggris, beberapa kali menjadi sasaran aksi teroris.
“Belum ada cancel (pembatalan kunjungan). Kami hanya bisa menjaga dan meyakinkan pasar bahwa pemerintah sudah menjalankan yang terbaik.
Jangan sampai kondisi di Surabaya berpengaruh di Bali,” tukas mantan Bupati Gianyar periode 2008 – 2013 itu.
Ditanya tentang potensi pembatalan pertemuan negara anggota IMF – World Bank, Cok Ace menyatakan hajatan akan berjalan terus.
Semua pihak serius mengawal acara tersebut. Menurut Cok Ace, sejatinya pandangan dunia terhadap penanganan terorisme di Indonesia cukup baik.
Dunia mengapresiasi kinerja Densus 88 dalam menangani teroris. Namun, teroris selalu mencari celah agar bisa menebar teror.