SEMARAPURA – Jelang Hari Raya Galungan, permintaan gula merah buatan warga Desa Besan, Kecamatan Dawan atau yang lebih dikenal dengan Gula Dawan telah mengalami peningkatan sejak tiga minggu yang lalu.
Sayang, di saat terjadi peningkatan permintaan itu, pasalnya nira kelapa yang dihasilkan mengalami penurunan sehingga Gula Dawan yang bisa diproduksi pun juga mengalami penurunan.
Ketua Kelompok Wanita Tani Sari Kelapa Ni Luh Wirasmini saat ditemui ketika sedang memproduksi Gula Dawan di kediamannya,
Banjar Kawan, Desa Besan, menuturkan, nira yang dihasilkan 12 pohon kelapanya terus menurun sejak memasuki musim kemarau.
Jika sebelumnya nira yang dihasilkan pohon kelapanya mencapai 50-60 liter per hari, sejak sebulan yang lalu nira yang dihasilkan hanya 40 liter saja.
“Jadi, biasanya per hari itu bisa buat 5 kilogram Gula Dawan. Sejak sebulan yang lalu hanya 4 kilogram saja. Bahkan bulan September itu bisa sampai 30-35 liter,” katanya.
Akibat penurunan produksi itu, pihaknya mengaku kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Pasalnya sejak sebulan yang lalu, permintaan Gula Dawan terus meningkat karena dibutuhkan untuk kebutuhan membuat jajanan khas perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Bahkan, para pengepul dirasakan cukup bersaing untuk bisa mendapatkan Gula Dawan produksi desanya.
“Katanya kalau membuat jaje Bali tanpa Gula Dawan, kurang enak rasanya. Makanya banyak pembuat jaje Bali, buat jaje pakai gula ini,” ujar ibu satu orang anak ini.
Akibat penurunan produksi yang ditambah dengan peningkatan permintaan, diungkapkannya Gula Dawan mengalami peningkatan harga dari yang sebelumnya Rp 20 ribu per kilogram, menjadi Rp 23 ribu per kilogram.
“Kalau di pengepul harganya bisa Rp 25 ribu – Rp 27 ribu per kilogram,” bebernya.
Namun menurutnya peningkatan harga ini hanya sampai Hari Sugihan Jawa (24/5) saja. Setelah itu, harga Gula Dawan diprediksi akan kembali normal di angka Rp 20 ribu per kilogram.