33.1 C
Jakarta
23 November 2024, 12:06 PM WIB

Sambut Galungan dan Kuningan, Rumah Potong Tambah Stok Babi

DENPASAR – Jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, ketersediaan babi di Bali disiapkan dua kali lipat dari kondisi normal.

Penambahan stok ini dilakukan untuk mengantusipasi lonjakan permintaan masyarakat selama menghadapi hari raya.

Bahkan, stok disiapkan sejak setahun terakhir. “Kebutuhan normal di Bali sekitar 60 ribu ekor perbulan. Tapi, khusus untuk Galungan dan Kuningan

ada peningkatan stok hingga 112 ribu ekor babi rata-rata bobot 100 kilogram,” ujar Kabid Produksi dan Pembibitan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali IGA Nata Kesuma kemarin.

Peningkatan stok dalam satu tahun untuk menjamin ketersediaan daging babi dilakukan selama dua kali dalam setahun.

Menurut Nata, Dinas Peternakan telah melakukan koordinasi dengan Dinas Peternakan masing-masing kabupaten dan kota di Bali.

Koordinasi dengan melakukan pengecekan oleh tim pengawas di lokasi tempat pemotongan hewan. Pihaknya juga mengimbau pemotong memperhatikan kesehatan hewan, serta menjaga kebersihan.

Ini dilakukan sebagai langkah antisipasi daging babi tidak terkontaminasi virus yang merugikan masyarakat.

“Kami waspadai (penyakit), hanya saja untuk di Bali sampai saat ini resiko virus sangat rendah,” jelasnya. Pemotongan paling banyak terjadi di Buleleng dan Tabanan.

Secara produksi, dalam satu tahun produksi daging babi di Bali mencapai 161 ribu ton. Namun dari jumlah tersebut, hanya sekitar 924 ton saja dikonsumsi sebagai daging segar.

Sedangkan sisanya untuk memenuhi kebutuhan industri. Seperti daging olahan produk sosis dan lainnya.

Selain itu, daging babi dari Bali juga kerap dikirim ke luar daerah, seperti Makasar, Jawa Barat, Surabaya, dan daerah lainnya.

“Jadi tidak semua produksi daging babi dikonsumsi langsung, per kapita konsumsi daging babi mencapi 0,22 kilogram perhari,” kata Nata. 

DENPASAR – Jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, ketersediaan babi di Bali disiapkan dua kali lipat dari kondisi normal.

Penambahan stok ini dilakukan untuk mengantusipasi lonjakan permintaan masyarakat selama menghadapi hari raya.

Bahkan, stok disiapkan sejak setahun terakhir. “Kebutuhan normal di Bali sekitar 60 ribu ekor perbulan. Tapi, khusus untuk Galungan dan Kuningan

ada peningkatan stok hingga 112 ribu ekor babi rata-rata bobot 100 kilogram,” ujar Kabid Produksi dan Pembibitan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali IGA Nata Kesuma kemarin.

Peningkatan stok dalam satu tahun untuk menjamin ketersediaan daging babi dilakukan selama dua kali dalam setahun.

Menurut Nata, Dinas Peternakan telah melakukan koordinasi dengan Dinas Peternakan masing-masing kabupaten dan kota di Bali.

Koordinasi dengan melakukan pengecekan oleh tim pengawas di lokasi tempat pemotongan hewan. Pihaknya juga mengimbau pemotong memperhatikan kesehatan hewan, serta menjaga kebersihan.

Ini dilakukan sebagai langkah antisipasi daging babi tidak terkontaminasi virus yang merugikan masyarakat.

“Kami waspadai (penyakit), hanya saja untuk di Bali sampai saat ini resiko virus sangat rendah,” jelasnya. Pemotongan paling banyak terjadi di Buleleng dan Tabanan.

Secara produksi, dalam satu tahun produksi daging babi di Bali mencapai 161 ribu ton. Namun dari jumlah tersebut, hanya sekitar 924 ton saja dikonsumsi sebagai daging segar.

Sedangkan sisanya untuk memenuhi kebutuhan industri. Seperti daging olahan produk sosis dan lainnya.

Selain itu, daging babi dari Bali juga kerap dikirim ke luar daerah, seperti Makasar, Jawa Barat, Surabaya, dan daerah lainnya.

“Jadi tidak semua produksi daging babi dikonsumsi langsung, per kapita konsumsi daging babi mencapi 0,22 kilogram perhari,” kata Nata. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/