32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 16:55 PM WIB

Debat Publik Memanas, Suwirta Tuding Mandia Tebar Data Tidak Akurat

DENPASAR – Debat publik pasangan calon bupati dan wakil bupati Klungkung tahun 2018 digelar di Ruang Rama Sita Hotel Inna Bali Beach Sanur, Sabtu (19/5) mulai pukul 19.00.

Mengusung tema “Memajukan dan Menyelesaikan Persoalan Daerah di Bidang Ekonomi, Pariwisata, Pertanian, Hukum, dan Politik”, debat publik antara paslon nomor urut 1

Tjokorda Bagus Oka- I Ketut Mandia (Paket Bagia), dan paslon nomor urut 2, I Nyoman Suwirta- I Made Kasta (Paket Suwasta) berjalan seru.

Bahkan di akhir debat, kedua paslon sempat terlibat saling menyindir. Suwirta merasa Mandia telah memberikan keterangan palsu dalam

kegiatan kampanyenya selama ini mengenai penyerapan PAD Klungkung sebesar Rp 75 miliar untuk pegawai kontrak dari total nilai sebesar Rp 153 miliar.

Dimoderatori oleh Ketua KPU Provinsi Bali Periode 2003-2008, Anak Agung Gede Oka Wisnu Murti, debat publik ini menyajikan sejumlah materi-materi hasil pendalaman topik yang dilakukan oleh sejumlah akademisi.

Seperti Luh Putu Mahyuni yang menyusun materi di bidang ekonomi, Ni Made Eka Mahadewi di bidang pariwisata, I Nyoman Rai di bidang pertanian,

I Made Pasek Dianta di bidang hukum, dan yang terakhir adalah Anak Agung Gede Oka Wisnu Murti di bidang politik

Sejak dimulai, debat ini sudah terlihat seru. Dalam menyampaikan visi misinya, paslon 2 mengungkapkan visi paket Suwasta ini adalah tetap “Menuju Klungkung yang Unggul dan Sejahtera Jilid 2.

Sementara misinya adalah Panca Santi, yaitu lima kegiatan besar yang akan membuat Klungkung menjadi damai. Yang kemudian misi itu dipaparkan kembali dalam 71 program.

Oleh Tjok Oka visi misi paslon 2 itu pun ditanggapi dengan mempertanyakan berapa persen program paslon 2 ini terealisasi saat memimpin Klungkung mulai tahun 2013 lalu. Mengingat masyaraka harus tahu kinerja pemimpinnya.

“Karena sekarang bapak lagi menjanjikan program yang mungkin 71 jumlahnya itu. Dan mungkin prediksi berapa nanti yang berhasil dan berapa yang tidak berhasil,” katanya.

Oleh paslon 2 pertanyaan itu pun ditanggapi. Menurut Suwirta, ia dan Made Kasta baru memimpin Klungkung sekitar empat tahun, sementara program yang mereka buat baru berjalan tiga tahun.

Ini lantaran saat memimpin Klungkung, ia harus menjalani program bupati terdahulu di tahun pertama.

“Tentu kami sudah sampaikan beberapa program kami yang belum berhasil. Seperti membangun pasar agro.

Beberapa program sebagian besar sudah berhasil seperti peningkatan PAD yang kami janjikan lima tahun naik 100 persen, ternyata hanya empat PAD Klungkung mencapai 127 persen,” terangnya.

Suasana debat pun kian memanas ketika Tjok Oka menanyakan langkah ke depan Paket Suwasta dalam merevitalisasi Kota Semarapura selain membangun tugu dan monumen.

Menurut Suwirta, Festival Semarapura merupakan bagian dalam mencari jati diri Kota Klungkung. Tidak hanya itu, pihaknya juga memberikan perhatian besar

bagi peninggalan kerajaan melalui pembangunan beberapa hal sehingga tidak ada lagi yang bertanya-tanya tentang Klungkung.

Adapun oleh Mandia, hal itu dilihatnya sebagai kegiatan memoles yang hanya mempercantik kota dan tidak memberi sumbangsih pendapatan daerah seperti apa yang didengung-dengungkan.

“Ketika kita membuat inovasi, seharusnya inovasi ini mampu memberikan timbal balik kepada masyarakat secara umum, bukan hanya masyarakat kota saja,” ujarnya.

Diberi kesempatan untuk bertanya kepada paslon nomor urut 1, Suwirta mempertanyakan pernyataan Mandia yang menyatakan bahwa PAD Klungkung yang sebesar Rp 153 miliar, sebesar Rp 75 miliar dipergunakan untuk pegawai kontrak.

Padahal menurut Suwirta, hanya sebesar Rp 36 miliar yang dipergunakan untuk menggaji pegawai kontrak. “Saya bertanya, dari mana Anda mendapat data dan tolong klarifikasi?” tanya Suwirta.

Berkaitan dengan hal ini, menurut Mandia data itu didapat saat dirinya yang selama dua periode sebagai wakil rakyat Klungkung di DPRD Bali membedah Peraturan Daerah Nomor 48 tahun 2017.

“Di sana kami jelas melihat belanja jasa non pegawai itu ada Rp 101 miliar. Tapi, setelah kami breakdown (rinci, Red) di masing-masing dinas, SKPD, Puskesmas, itu lah angka yang kami dapatkan,” beber Mandia.

“Ketika berbicara data, laporan keuangan Kabupaten Klungkung, ini ada Pjs, DPRD di sini. Tanya saja. Dan ini merupakan pembohongan publik terhadap apa yang saudara (Mandia, Red) katakan,” timpal Suwirta.

Adapun setelah sekitar hampir dua jam berlangsung, debat ini pun ditutup dengan ajakan masing-masing paslon untuk memilih mereka. 

DENPASAR – Debat publik pasangan calon bupati dan wakil bupati Klungkung tahun 2018 digelar di Ruang Rama Sita Hotel Inna Bali Beach Sanur, Sabtu (19/5) mulai pukul 19.00.

Mengusung tema “Memajukan dan Menyelesaikan Persoalan Daerah di Bidang Ekonomi, Pariwisata, Pertanian, Hukum, dan Politik”, debat publik antara paslon nomor urut 1

Tjokorda Bagus Oka- I Ketut Mandia (Paket Bagia), dan paslon nomor urut 2, I Nyoman Suwirta- I Made Kasta (Paket Suwasta) berjalan seru.

Bahkan di akhir debat, kedua paslon sempat terlibat saling menyindir. Suwirta merasa Mandia telah memberikan keterangan palsu dalam

kegiatan kampanyenya selama ini mengenai penyerapan PAD Klungkung sebesar Rp 75 miliar untuk pegawai kontrak dari total nilai sebesar Rp 153 miliar.

Dimoderatori oleh Ketua KPU Provinsi Bali Periode 2003-2008, Anak Agung Gede Oka Wisnu Murti, debat publik ini menyajikan sejumlah materi-materi hasil pendalaman topik yang dilakukan oleh sejumlah akademisi.

Seperti Luh Putu Mahyuni yang menyusun materi di bidang ekonomi, Ni Made Eka Mahadewi di bidang pariwisata, I Nyoman Rai di bidang pertanian,

I Made Pasek Dianta di bidang hukum, dan yang terakhir adalah Anak Agung Gede Oka Wisnu Murti di bidang politik

Sejak dimulai, debat ini sudah terlihat seru. Dalam menyampaikan visi misinya, paslon 2 mengungkapkan visi paket Suwasta ini adalah tetap “Menuju Klungkung yang Unggul dan Sejahtera Jilid 2.

Sementara misinya adalah Panca Santi, yaitu lima kegiatan besar yang akan membuat Klungkung menjadi damai. Yang kemudian misi itu dipaparkan kembali dalam 71 program.

Oleh Tjok Oka visi misi paslon 2 itu pun ditanggapi dengan mempertanyakan berapa persen program paslon 2 ini terealisasi saat memimpin Klungkung mulai tahun 2013 lalu. Mengingat masyaraka harus tahu kinerja pemimpinnya.

“Karena sekarang bapak lagi menjanjikan program yang mungkin 71 jumlahnya itu. Dan mungkin prediksi berapa nanti yang berhasil dan berapa yang tidak berhasil,” katanya.

Oleh paslon 2 pertanyaan itu pun ditanggapi. Menurut Suwirta, ia dan Made Kasta baru memimpin Klungkung sekitar empat tahun, sementara program yang mereka buat baru berjalan tiga tahun.

Ini lantaran saat memimpin Klungkung, ia harus menjalani program bupati terdahulu di tahun pertama.

“Tentu kami sudah sampaikan beberapa program kami yang belum berhasil. Seperti membangun pasar agro.

Beberapa program sebagian besar sudah berhasil seperti peningkatan PAD yang kami janjikan lima tahun naik 100 persen, ternyata hanya empat PAD Klungkung mencapai 127 persen,” terangnya.

Suasana debat pun kian memanas ketika Tjok Oka menanyakan langkah ke depan Paket Suwasta dalam merevitalisasi Kota Semarapura selain membangun tugu dan monumen.

Menurut Suwirta, Festival Semarapura merupakan bagian dalam mencari jati diri Kota Klungkung. Tidak hanya itu, pihaknya juga memberikan perhatian besar

bagi peninggalan kerajaan melalui pembangunan beberapa hal sehingga tidak ada lagi yang bertanya-tanya tentang Klungkung.

Adapun oleh Mandia, hal itu dilihatnya sebagai kegiatan memoles yang hanya mempercantik kota dan tidak memberi sumbangsih pendapatan daerah seperti apa yang didengung-dengungkan.

“Ketika kita membuat inovasi, seharusnya inovasi ini mampu memberikan timbal balik kepada masyarakat secara umum, bukan hanya masyarakat kota saja,” ujarnya.

Diberi kesempatan untuk bertanya kepada paslon nomor urut 1, Suwirta mempertanyakan pernyataan Mandia yang menyatakan bahwa PAD Klungkung yang sebesar Rp 153 miliar, sebesar Rp 75 miliar dipergunakan untuk pegawai kontrak.

Padahal menurut Suwirta, hanya sebesar Rp 36 miliar yang dipergunakan untuk menggaji pegawai kontrak. “Saya bertanya, dari mana Anda mendapat data dan tolong klarifikasi?” tanya Suwirta.

Berkaitan dengan hal ini, menurut Mandia data itu didapat saat dirinya yang selama dua periode sebagai wakil rakyat Klungkung di DPRD Bali membedah Peraturan Daerah Nomor 48 tahun 2017.

“Di sana kami jelas melihat belanja jasa non pegawai itu ada Rp 101 miliar. Tapi, setelah kami breakdown (rinci, Red) di masing-masing dinas, SKPD, Puskesmas, itu lah angka yang kami dapatkan,” beber Mandia.

“Ketika berbicara data, laporan keuangan Kabupaten Klungkung, ini ada Pjs, DPRD di sini. Tanya saja. Dan ini merupakan pembohongan publik terhadap apa yang saudara (Mandia, Red) katakan,” timpal Suwirta.

Adapun setelah sekitar hampir dua jam berlangsung, debat ini pun ditutup dengan ajakan masing-masing paslon untuk memilih mereka. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/