GIANYAR – Bukan ingin menjelek-jelekkan individu pemain, tetapi itulah faktanya. Ilia Spasojevic bak kartu mati bagi Bali United saat mengalahkan Arema FC di pekan 10 Liga 1, Jumat malam lalu (18/5).
Penyerang kelahiran Montenegro ini tidak terlalu berkontribusi besar selama 72 menit dia berada di lapangan.
Tapi, permainan buruk Spaso kemarin juga diikuti permainan apik bek Arema FC, Arthur Cunha.
Bek bernomor punggung 44 ini sukses menjaga Spaso agar tidak leluasa mengeksploitasi pertahanan Singo Edan – julukan Arema FC.
Berdasar statistik, Cunha mampu melakukan tekel bersih sebanyak dua kali dan itu dilakukan kepada Spaso.
Dia juga berhasil melakukan intersep sebanyak tiga kali dan melakukan recovery sebanyak satu kali. Lini depan Serdadu Tridatu pun mati langkah di babak pertama.
Spaso dkk hanya melesakkan empat kali tembakan tanpa sama sekali sepakan mengarah ke gawang Arema yang dikawal Joko Ribowo. Beberapa kali Spaso salah dalam operan.
Tercatat, Spaso hanya menciptakan tiga kali operan sukses dari 10 kali operan yang dibuatnya. Bagaimana dengan tembakan?
Spaso hanya melesakkan satu kali tembakan. Itupun tembakannya masih melambung di atas mistar gawang Arema FC.
Jika dibandingkan dengan sang pencetak gol tunggal Serdadu Tridatu, Stefano Lilipaly, performa Spaso jauh di bawah penyerang naturalisasi ini.
Selama 90 menit, Fano mampu melesakkan satu tembakan dan berbuah gol ketika menggantikan peran Spaso sebagai penyerang sayap.
Spaso sendiri digantikan oleh Miftahul Hamdi pada menit ke-74. Permainan Serdadu Tridatu pun lebih hidup setelahnya. Fano bak petarung lapangan hijau yang terus berlari selama 90 menit.
Mencoba untuk merebut bola dan beberapa kali membantu pertahanan. Terbukti dari statistik bertahan dari Fano kemarin.
Fano melakukan empat kali tekel dengan dua kali tekel sukses. Di babak pertama, Fano sering bertukar posisi dengan Spaso yang masih sering kehilangan bola dan masih sering terlambat untuk mengambil keputusan.
Jumlah operan Fano juga lebih baik dari Spaso. Total 26 kali mantan pemain SC Cambuur ini melakukan operan dengan 19 kali operan sukses.
Pertanyaan besar dibenak seluruh pecinta Bali United, ada apa dengan Spaso? Apalagi selama Liga 1, Spaso belum pernah diparkir oleh Pelatih Bali United Widodo Cahyono Putro.
Dia selalu menjadi pilihan pertama Serdadu Tridatu dan hasilnya tidak terlalu memuaskan. Sebagian besar suporter meminta Widodo memarkir sementara Spaso.
Setidaknya agar dia bisa introspeksi diri. Ada juga yang beranggapan menurunnya performa Spaso musim ini karena tidak kompaknya dia dengan Fano.
Kedua pemain berambisi besar untuk saling menunjukkan kemampuan. Selain itu, ada pertanyaan yang terus tergiang. Apakah Spaso yang memang sulit untuk beradaptasi?
Widodo sendiri membela penyerang bernomor punggung sembilan ini. Menurutnya, Spaso sudah bekerja cukup keras.
“Itulah karakter Spaso. Bagi kami, dia sudah bekerja keras dan terbukti Arthur Cunha keluar,” beber Widodo.
Arthur Cunha di pertandingan kemarin memang ditarik keluar oleh Pelatih Arema FC Milan Petrovic dan digantikan Israel Wamiau di babak kedua. Cunha terlihat sedikit mengalami cedera kemarin.
“Bagi kami, mereka sudah bekerja keras. Pemain bertahan lawan belum panas (Israel Wamiau), sehinga tercipta gol,” terang mantan arsitek Persela Lamongan ini.