DENPASAR – Produksi perikanan di Bali tahun 2017 lalu mengalami penurunan dibanding tahun 2016.
Penurunan produksi budidaya ikan baik itu laut maupun air tawar di luar rumput laut ini terjadi akibat pemakaian teknologi yang masih rendah.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali, I Made Gunaja mengatakan, produksi budidaya ikan di Bali tahun 2017 lalu mencapai 16.938 ton.
Sementara tahun 2016 produksinya mencapai 18.128 ton. Artinya, produksi perikanan mengalami penurunan 5,97 persen.
“Ini di luar budidaya pertanian rumput laut. Jadi hanya ikan saja, baik air tawar maupun laut,” ujar I Made Gunaja kemarin.
Dari penurunan produksi budidaya ikan itu, ada beberapa jenis ikan yang justru mengalami peningkatan. Salah satunya ikan kerapu. Tahun 2016 lalu, produksi budidaya ikan kerapu mencapai 195,6 ton.
Jumlah ini meningkat tahun 2017 dengan capaian produksi mencapai 303 ton. “Ada kenaikan yang cukup tinggi yakni 54,89 persen dibanding tahun 2016,” terangnya.
Selain kerapu, ikan jenis kakap juga mengalami kenaikan 7,42 persen menjadi 701 ton, dan lele naik 52,78 persen.
Sementara jenis ikan yang mengalami penurunan, antara lain ikan mas turun 65,17 persen, nila turun 7,26 persen, gurami turun 8,45 persen, udang galah 66,78 persen, dan udang vaname 0,77 persen.
“Nah, 2018 ini mungkin kalau melihat kecenderungan kakap akan naik, kerapu naik. Kalau udang ini kemungkinan turun, walaupun kebutuhan tinggi karena beberapa kegiatan musim angin laut,” kata Gunaja.
Secara keseluruhan, dia memperkirakan hasil produksi budidaya perikanan pada tahun 2018 secara keseluruhan belum begitu tumbuh. Ini terjadi akibat investasi untuk melakukan budidaya ikan belum ada.