TABANAN – Aksi corat-coret seragam sekolah yang dilakukan siswa SMP di Tabanan mendapat perhatian langsung dari dinas pendidikan Tabanan.
Pasalnya sebelum kelulusan dinas pendidikan Tabanan melului masing-masing kepala sekolah SMP baik negeri maupun swasta menghimbau agar para siwa tidak melakukan aksi corat-coret dan konvoi.
Tapi, himbauan tersebut tidak begitu dihiraukan. Mereka kemarin tetap saja melakukan aksi corat-coret dan konvoi di jalan tepat berada di SMPN 2 Tabanan di Jalan Arjuna dan di Jalan Kresna berdekatan dengan kantor Bupati Tabanan.
“Bahkan kami juga menyarankan sekolah melakukan pengumuman kelulusan via whatsapp dan pesan singkat yang dikirim ke nomor orang tua siswa. Agar mengatisipasi corat-coret dan konvoi siswa,” ujar Kadisdik Tabanan I Gede Susila.
Susila menambahkan pihaknya juga meminta kepada sekolah untuk menempuh berbagai macam cara agar corat-coret dan konvoi tidak terjadi di Tabanan.
Salah satu cara dengan pengumuman kelulusan memalui website sekolah, siswa datang kesekolah namun mengenakan pakai adat Bali dan bila perlu orang tua siswa yang datang kesekolah untuk mengambil surat kelulusan.
“Jumlah siswa SMP secara keseluruhan di Tabanan sebanyak 6.452 siswa. Kemudian yang dinyatakan lulusan sebanyak 6.443 siswa. Sedangkan 9 tidak lulus, karena berhenti bersekolah,” terang Susila.
Menurut Susila, dari 48 sekolah SMP negeri dan swasta dengan jumlah peserta ujian UNKP sebanyak 4.804 siswa dan UNBK sebanyak 1639.
Nilai rata-rata tertinggi untuk ujian nasional berada di SMPN 1 Tabanan dengan nilai rata-rata 275,46. Kemudian disusul sekolah swasta yakni SMP Bintang Persada dengan nilai rata-rata ujian nasional 248,18.
Sedangkan nilai ujian nasional terendah berada di SMPN 5 Baturiti 159,49 diikuti juga dengan SMPN 2 Selemadeg 167,38.
“Siswa nilai tertinggi ujian nasional diraih oleh dua siswa SMPN 1 Tabanan. Dengan nilai 366,5 atas nama Ni Putu Lidya Pramesty dan I Putu Igharcita Mattangwan,” jelas Susila.