RadarBali.com – Harga daging ayam potong di pasaran terutama di Pasar Semarapura dan Pasar Galiran yang merupakan dua pasar terbesar di Kabupaten Klungkung mengalami peningkatan sangat signifikan.
Akibatnya, para pedagang kesulitan untuk menjual dagangannya karena turunnya minat para konsumen membeli daging ayam.
Saking menurunnya minat konsumen untuk membeli daging ayam, para pedagang terpaksa menurunkan jumlah pesanan daging ayamnya hingga setengahnya dari hari-hari biasa.
Eka Putri Yanti, salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Semarapura saat ditemui ketika sedang berjualan mengatakan, harga daging ayam yang dia jual saat ini Rp 45 ribu per kilogram.
Menurutnya harga ayam saat ini mengalami peningkatan sangat signifikan dibandingkan sebelumnya yang hanya Rp 38 ribu per kilogram.
“Sekarang ini harga paling tinggi. Dulu-dulu bahkan kalau hari raya besar, tidak pernah sampai segitu harganya,” kata wanita yang sudah berjualan daging ayam potong sejak 17 tahun lalu itu.
Dia mengaku tidak tahu pasti apa yang menyebabkan harga ayam bisa melambung tinggi.
Namun dia memperkirakan kenaikan harga tersebut terjadi akibat stok ayam di peternak jumlahnya terbatas setelah banyak yang dipotong untuk memenuhi permintaan saat hari raya Budha Cemeng Klawu.
Sebab peningkatan harga ayam itu terjadi mulai dua minggu yang lalu atau bertepatan dengan menjelang hari raya tersebut.
“Yang bawa ayam ke sini juga tidak mau menjelaskan kenapa harganya naik. Mereka bilang sudah ketentuan dari bosnya. Harganya sudah tinggi, ayamnya kurus-kurus lagi,” keluhnya.
Akibat kenaikan harga ayan yang sangat signifikan ini, dia mengaku sering mendapat protes dari para konsumen. Tak hanya protes, minat para konsumen dikatakannya juga mengalami penurunan.
Sehingga dia terpaksa menurunkan jumlah ayam yang dijualnya hingga separuh dari hari-hari biasanya. “Saya takutnya nanti tidak laku. Untungnya juga sedikit,” tandasnya.
Hal senda juga diungkapkan Made Riani salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Galiran.
Dikatakannya saat ini harga daging ayam mencapai Rp 45 ribu per kilogram atau meningkat hingga Rp 10 ribu per kilogram dari harga sebelumnya yang hanya Rp 35 ribu per kilogram.
Akibat peningkatan harga yang cukup signifikan ini, dia mengaku menurunkan jumlah ayam yang dijualnya hingga 25 persen dari biasanya untuk menghindari kerugian akibat tidak laku terjual.
“Saya berharap harga ayam bisa kembali normal. Kalau kondisinya seperti ini, sulit mencari untung karena sedikit yang mau belanja,” tandasnya.