29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 9:05 AM WIB

Museum NTB Gelar Pameran Peradaban Islam di Arena PKR

MATARAM– Mengokohkan kompleks Islamic Center (IC) NTB sebagai salah satu diantara ikon destinasi wisata NTB, pada gelaran Pesona Khazanah Ramadhan (PKR) tahun ini (2018) Museum Negeri NTB juga kembali berpartisipasi dengan menggelar Pameran Peradaban Islam NTB.

Kegiatan yang berlangsung di Aula IC NTB itu, dipamerkan puluhan benda-benda bersejarah koleksi Museum Negeri NTB yang berasal dari berbagai daerah di Pulau Lombok maupun Sumbawa. 

“Koleksi yang kami pamerkan diantaranya mulai dari Alquran tulisan tangan, khotbah idul adha tulisan tangan dalam huruf arab, talqin mayit tulisan tangan dengan huruf arab, turbos (songko’) tokoh agama, destar atau surban milik tokoh agama, dan lainnya,” kaya Yunita, Pemandu Museum Negeri NTB yang dijumpai di arena pameran, Minggu  (3/6).

Selain itu lanjut Yunita, turut dipamerkan juga senjata pusaka berupa pedang dengan rajah ayat-ayat Alquran, dan aneka koleksi kain batik seperti kain batik untuk penutup mayat, kain cipo cila yang digunakan sebagai kerudung oleh masyarakat di Moyo Hilir (Sumbawa) pada saat upacara eneng hujan (minta hujan), kain batik dengan kaligrafi huruf arab untuk ikat kepala, kre alang, songket subahnala, dan lainnya.

Disampaikan, Pameran Peradaban Islam Museum Negeri NTB di IC NTB sendiri telah dibuka sejak Jumat lalu (1/6), dan akan berakhir H-3 lebaran, atau Hari Raya Idul Fitri. 

“Kita buka pameran mulai jam 09.00 Wita, sampai jam 22.00 Wita. Pengunjung pameran setiap hari rata-rata mencapai 100-an orang, dengan waktu kunjungan terbanyak pada malam hari. Biasanya mulai ramai sebelum sholat tarawih dan setelah sholat tarawih,” beber Yunita.

Dari prolog yang terpajang di arena pameran, selain menginformasikan asal muasal penyebaran agama Islam di NTB, juga disebutkan perkembangan peradaban Islam NTB di masa kini. Dimana para tokoh agama Islam NTB dalam melanjutkan syi’ar agama Islam para pendahulunya, mereka tak segan menuntut ilmu agama secara langsung di pusat sumber ilmu agama Islam di Timur Tengah.

Tak hanya berdakwah, para tokoh agama Islam NTB itu juga sebagian mendirikan organisasi-organisasi Islam sebagai wadah untuk menyampaikan ketauhidannya. Salah satu organisasi Islam yang sangat terkenal dan terbesar di NTB adalah Nahdlatul Wathan (NW), yang didirikan TGKH M. Zaenuddin Abdul Madjid.

Banyaknya pondok-pondok pesantren yang berdiri di NTB, sekaligus menunjukkan perkembangan agama Islam di NTB. Saat ini terdapat sekitar 300-an pondok pesantren di NTB, dengan para santri yang belajar agama tak hanya dari dalam daerah NTB saja, tetapi juga dari berbagai daerah di Indonesia.

Peradaban agama Islam yang jelas nampak di NTB saat ini, seperti Pulau Lombok yang mendapatkan julukan sebagai “Pulau Seribu Masjid”.

Masjid-masjid yang dibangun sekarang ini mayoritas arsitekturnya bergaya Timur Tengah. Banyaknya masjid dengan arsitektur modern tersebut, sekaligus menggambarkan semangat religius masyarakat NTB. Terlebih setelah dibangunnya Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB yang megah di pusat Kota Mataram.

Peradaban Islam NTB lainnya juga tampak jelas dalam pemerintahan, dengan slogan-slogan dan branding pembangunan baik provinsi maupun kabupaten/kota NTB yang tak lepas dari nilai-nilai Islam. Seperti Kota Mataram dengan motonya Mataram Maju, Religius dan Berbudaya.

Demikian dalam hal peningkatan sumber daya manusia (SDM), diimplementasikan dalam kebijakan bahwa setiap hari Jumat diwajibkan kepada seluruh pegawai pemerintah dan lembaga pendidikan untuk melaksanakan keimanan dan ketaqwaan (Imtaq) di isntansi masing-masing.

Peradaban Islam NTB dewasa ini juga terpampang jelas dari kehidupan religius masyarakatnya, dimana hampir setiap masjid rutin mengadakan pengajian-pengajian, baik itu yang diselenggarakan oleh pengurus masjid maupun majelis taklim. Termasuk pada saat menyelesaikan hubungan antar sesama, mengedepankan aturan secara agama lebih dahulu, baru dilengkapi secara adat, seperti dslam hal pernikahan.

“Intinya, Pameran Peradaban Islam NTB ini sekaligus sebagai ajang edukasi atau pembelajaran kepada para pengunjung. Seperti apa sejarah penyebaran agama Islam di NTB, dan bagaimana peradabannya, baik pada masa lalu, maupun masa kini.

 Selain juga menegaskan, bahwa Islamic Center NTB merupakan ikon destinasi wisata halal NTB, sekaligus menyemarakkan acara Pesona Khazanah Ramadhan yang digelar Dispar NTB dan Biro Kesra Setda NTB,” pungkas Yunita. (dan)

 

 

MATARAM– Mengokohkan kompleks Islamic Center (IC) NTB sebagai salah satu diantara ikon destinasi wisata NTB, pada gelaran Pesona Khazanah Ramadhan (PKR) tahun ini (2018) Museum Negeri NTB juga kembali berpartisipasi dengan menggelar Pameran Peradaban Islam NTB.

Kegiatan yang berlangsung di Aula IC NTB itu, dipamerkan puluhan benda-benda bersejarah koleksi Museum Negeri NTB yang berasal dari berbagai daerah di Pulau Lombok maupun Sumbawa. 

“Koleksi yang kami pamerkan diantaranya mulai dari Alquran tulisan tangan, khotbah idul adha tulisan tangan dalam huruf arab, talqin mayit tulisan tangan dengan huruf arab, turbos (songko’) tokoh agama, destar atau surban milik tokoh agama, dan lainnya,” kaya Yunita, Pemandu Museum Negeri NTB yang dijumpai di arena pameran, Minggu  (3/6).

Selain itu lanjut Yunita, turut dipamerkan juga senjata pusaka berupa pedang dengan rajah ayat-ayat Alquran, dan aneka koleksi kain batik seperti kain batik untuk penutup mayat, kain cipo cila yang digunakan sebagai kerudung oleh masyarakat di Moyo Hilir (Sumbawa) pada saat upacara eneng hujan (minta hujan), kain batik dengan kaligrafi huruf arab untuk ikat kepala, kre alang, songket subahnala, dan lainnya.

Disampaikan, Pameran Peradaban Islam Museum Negeri NTB di IC NTB sendiri telah dibuka sejak Jumat lalu (1/6), dan akan berakhir H-3 lebaran, atau Hari Raya Idul Fitri. 

“Kita buka pameran mulai jam 09.00 Wita, sampai jam 22.00 Wita. Pengunjung pameran setiap hari rata-rata mencapai 100-an orang, dengan waktu kunjungan terbanyak pada malam hari. Biasanya mulai ramai sebelum sholat tarawih dan setelah sholat tarawih,” beber Yunita.

Dari prolog yang terpajang di arena pameran, selain menginformasikan asal muasal penyebaran agama Islam di NTB, juga disebutkan perkembangan peradaban Islam NTB di masa kini. Dimana para tokoh agama Islam NTB dalam melanjutkan syi’ar agama Islam para pendahulunya, mereka tak segan menuntut ilmu agama secara langsung di pusat sumber ilmu agama Islam di Timur Tengah.

Tak hanya berdakwah, para tokoh agama Islam NTB itu juga sebagian mendirikan organisasi-organisasi Islam sebagai wadah untuk menyampaikan ketauhidannya. Salah satu organisasi Islam yang sangat terkenal dan terbesar di NTB adalah Nahdlatul Wathan (NW), yang didirikan TGKH M. Zaenuddin Abdul Madjid.

Banyaknya pondok-pondok pesantren yang berdiri di NTB, sekaligus menunjukkan perkembangan agama Islam di NTB. Saat ini terdapat sekitar 300-an pondok pesantren di NTB, dengan para santri yang belajar agama tak hanya dari dalam daerah NTB saja, tetapi juga dari berbagai daerah di Indonesia.

Peradaban agama Islam yang jelas nampak di NTB saat ini, seperti Pulau Lombok yang mendapatkan julukan sebagai “Pulau Seribu Masjid”.

Masjid-masjid yang dibangun sekarang ini mayoritas arsitekturnya bergaya Timur Tengah. Banyaknya masjid dengan arsitektur modern tersebut, sekaligus menggambarkan semangat religius masyarakat NTB. Terlebih setelah dibangunnya Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB yang megah di pusat Kota Mataram.

Peradaban Islam NTB lainnya juga tampak jelas dalam pemerintahan, dengan slogan-slogan dan branding pembangunan baik provinsi maupun kabupaten/kota NTB yang tak lepas dari nilai-nilai Islam. Seperti Kota Mataram dengan motonya Mataram Maju, Religius dan Berbudaya.

Demikian dalam hal peningkatan sumber daya manusia (SDM), diimplementasikan dalam kebijakan bahwa setiap hari Jumat diwajibkan kepada seluruh pegawai pemerintah dan lembaga pendidikan untuk melaksanakan keimanan dan ketaqwaan (Imtaq) di isntansi masing-masing.

Peradaban Islam NTB dewasa ini juga terpampang jelas dari kehidupan religius masyarakatnya, dimana hampir setiap masjid rutin mengadakan pengajian-pengajian, baik itu yang diselenggarakan oleh pengurus masjid maupun majelis taklim. Termasuk pada saat menyelesaikan hubungan antar sesama, mengedepankan aturan secara agama lebih dahulu, baru dilengkapi secara adat, seperti dslam hal pernikahan.

“Intinya, Pameran Peradaban Islam NTB ini sekaligus sebagai ajang edukasi atau pembelajaran kepada para pengunjung. Seperti apa sejarah penyebaran agama Islam di NTB, dan bagaimana peradabannya, baik pada masa lalu, maupun masa kini.

 Selain juga menegaskan, bahwa Islamic Center NTB merupakan ikon destinasi wisata halal NTB, sekaligus menyemarakkan acara Pesona Khazanah Ramadhan yang digelar Dispar NTB dan Biro Kesra Setda NTB,” pungkas Yunita. (dan)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/