DENPASAR – Timnas 3×3 Putri Indonesia yang diperkuat dua pebasket Bali; Regita Pramesti dan Dewa Ayu Made Sriartha Kusuma Dewi
berhasil mempersembahkan medali perak di U-23 Nations League Ulan Bator, Mongolia yang berlangsung Jumat (1/6) lalu.
Dalam partai final, Indonesia kalah dari Tiongkok dengan skor 8-21.
Hasil ini setidaknya menjadi pelipur lara atas hasil mengecewakan yang diraih di FIBA 3×3 Challengers 2018 di Chengdu, Tiongkok, yang berlangsung dari tanggal 26-27 Mei lalu.
Saat itu, Timnas Putri 3×3 Indonesia harus kalah tiga kali beruntun. Setidaknya bagi Ayu Sriartha, ajang ini menjadi persiapan dan batu loncatan sebelum menghadapi Asian Games 2018, Agustus mendatang.
Saat diwawancarai Minggu kemarin (3/6), pebasket asal Gianyar ini mengaku banyak mendapatkan pengalaman berharga.
Terlebih 3×3 bisa dikatakan dunia baru baginya. “Saya speednya masih kurang. Terus juga postur-postur pemain lawan lebih tinggi dari kami semua,” kata Ayu Sriartha.
Rata-rata pemain lawan memiliki tinggi lebih dari 175 cm. Ayu Sriartha sendiri menjadi pemain paling tinggi di Timnas Putri 3×3 dengan 175 cm.
“Saya harus bisa mengandalkan kecepatan kalau ingin memenangkan pertandingan di Asian Games nanti. Saya yakin lawan-lawannya akan lebih berat
daripada yang sekarang. Masih banyak juga box out yang saya lakukan,” terang mantan kapten Timnas Basket Putri U-18 itu.
“Shooting saya juga harus dibenahi,” tambahnya. Di ajang Asian games pertama baginya, dia merasa sangat optimis bisa membawa Indonesia meraih medali.
Meski dia tahu lawan-lawan berbahaya menanti disana. “Semua lawan menurut saya berat. Kalau lawan terberat mungkin Tiongkok. Yang pasti kami akan memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” pungkasnya.