SEMARAPURA– Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP Kabupaten Klungkung 2018/2019 akan dimulai Senin (25/6) hingga Jumat (29/6) mendatang.
Yang menarik, PPDB SMP tahun ini dipastikan tidak akan ada kesulitan yang berarti. Ini lantaran seluruh lulusan siswa SD yang ada di Kabupaten Klungkung dapat tertampung di SMP Negeri yang ada.
Hanya saja yang menjadi masalah adalah keberadaan SMP swasta di Kabupaten Klungkung yang terancam tidak mendapat siswa baru.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung Dewa Gde Darmawan mengatakan, sistem PPDB secara aturan sebesar 90 persen untuk jalur zonasi, 5 persen jalur miskin dan 5 persen jalur prestasi.
Namun untuk Kabupaten Klungkung, pihaknya mengaku tidak menggunakan jalur miskin karena dari jalur zonasi pun siswa miskin akan tertampung di SMP Negeri.
“Kalau siswa miskin menginginkan SMP di luar zona tempat tinggalnya, itu bukan siswa miskin namanya,” katanya.
Pihaknya menjamin siswa miskin yang ada di Kabupaten Klungkung akan tertampung di SMP Negeri, lantaran jumlah siswa SD yang lulus tahun ini mencapai 2.921 orang.
Sementara daya tampung 22 SMP Negeri yang ada di Kabupaten Klungkung mencapai 3.100 siswa. Di luar itu ada SMP PGRI Semarapura, dan MTs Hasanudin Semarapura.
“Bahkan, kapasitas ruang kelas maksimal 32 siswa, bisa terisi 27 siswa saja. Jadi cukup nyaman untuk kegiatan belajar mengajar,” katanya.
Hanya saja yang menjadi persoalan adalah SMP swasta yang ada di Kabupaten Klungkung. Melihat kapasitas SMP Negeri saat ini, SMP swasta yang ada di Klungkung terancam tidak memperoleh siswa baru di tahun ini.
Untuk itu pihaknya terus mendorong SMP swasta yang ada di Kabupaten Klungkung untuk gencar melakukan sosialisasi dalam menunjukkan prestasi sekolah.
Kepala SMP PGRI Semarapura, Anak Agung Yudi Wahyuni saat ditemui terpisah mengakui kondisi itu. Bahkan pihaknya mengaku telah kehilangan semangat.
Penurunan minat siswa bersekolah di SMP PGRI Semarapura sudah dirasakan sejak lama dan setiap tahunnya terus menurun.
Adapun selama ini yang bersekolah di SMP PGRI Semarapura adalah anak-anak panti asuhan yang sebagian besar berasal dari luar Bali.
“Kami sudah berupaya dengan promosi melalui radio. Tetapi tetap saja. Adapun siswa yang lulus tahun ini sebanyak 22 orang siswa. Sementara siswa kelas VIII sebanyak 18 siswa dan sebanyak VII sebanyak 20 orang,” bebernya.